Kiriman Member : Emma Alleen
Kisah ini berawal Tahun 2000 pada saat itu aku masih duduk di bangku SD kelas 3. Saat itu saya masih polos dan bahkan saya tidak begitu percaya dengan hantu, tetapi suatu ketika saat dimana di kumpung ku ada program akad nikah anak" di kampung ku sering bermain di malam hari pada saat ada program tersebut.
Waktu itu kita memutuskan bagi bermain petak umpat atau di kampung kita umumdi sebut Ucing semput sakali ewang, kita ber jumlah 10 orang dan di bagi menjadi 2 golongan yg berjumlah 5 orang anak, cara bermainnya adalah 1 regu ber sembunyi dan sisanya mencari.
Singkat dongeng, ketika itu regu kalian kebagian mencari regu yg melakukan bersembunyi, setelah 3 jam kami mencari namun tidak ada hasil apapun, saking kesal salah satu teman ku berkata 'mungkin mereka bersembunyi di sawah perbatasan desa' karna kesal kesudahannya kami tidak berpikir panjang lagi kita mencari musuh kami sampai ke pematangan sawah batas desa.
sepanjang jalan kami terus mencari sambil bercanda meskipun hati sedang kesal bin gundah, begitu keras bunyi tawa kita hingga memecah ke sunyian desa yang jauh dari keramayan acara pernikahan warga desa kalian sampai" kita tak sadar bahwa kita telah di batas desa, kami pun terus mencari tapi tetap saja tidak kalian dapati musuh kita.
Sampai alhasil kami akan frustasi dan memutus kan untuk kembali ke desa, angin malam mulai pekat bunyi khas binatang saling bersahutan menciptakan situasi yg tadinya ramai oleh kami menjadi sunyi senyap, entah apa yang ada di fikiran ku datang" saja kepala ku menjadi berat dan langkah ku melambat.
saat ku sadar saya tertinggal jauh dari sobat" ku di depan, aku coba berlari menghampiri mereka mulai tetapi mereka kian jauh dan dikala itu hati ku akan gelisah sekucur tubuh ku pun merasa berat beserta bulu kuduk ku yg tiba" merinding disko saya pun selalu berlari mengahampiri mereka yg semakin jauh, jauh, jauh dan hilang aku pun kian panik.
Sesampainya di desa tepatnya perbatasan desa dan ladang sawah saya pun menghentikan langkah cepat ku, ku tarik nafas ini dengan kondisi susah payah sambil menundukan kepala ku dan memegang kedua lutut ku, aku pun melanjut kan langkah kecil ku tapi, saya merasa ada yang mengikuti ku di belakang, saya tak berani menoleh ke belakang, ku paksakan terus berjalan sampai saat aku masuk ketengah desa pikiran ku menjadi kosong dan kepala ku kian berat.
Tampa sengaja, kepala ku menoleh ke kanan dan menoleh ke arah beling rumah milik warga, di sini saya melihat ke anehan yg terjadi, saya melihat cahaya putih berbentuk bulat di tengah" kaca rumah tersebut, karna penasaran perlahan aku dekati tetapi semakin ku dekati cahaya itu semakin membengkak dan membentuk sebuah kepala dengan posisi badan setengah badan mirip foto KTP dan yg membuat ku terkejut, timbul kuncung di atas kepala tersebut saperti p*c*ng ( Maaf aku takut menyebutin namanya) saat itu juga aku kagetdan akan berlari koc ar kacir ke arah keramaian program akad nikah walaupun kadang-tidak jarang aku jatuh pula sambil teriak 'Jurig,,jurig,,jurig'.
Sesampainya di tengah hiruk pikuk salah satu bapak" menangkap ku dan menahan laju lari ku dan akan bertanya 'ada apa Ujang (Panggilan buat anak laki") akan tapi lisan ku terkunci tak mampu berkata". Dengan persepsi yg kosong dan paras yang pucat aku pun mulai di jampi" dan akhirnya aku mampu bicara dan ku kisah kan seluruhnya yang terjadi.
Sialnya, sobat" ku menghampiri ku, saat ku mengajukan pertanyaan kenapa kita meninggalkan ku mereka menjawab 'Loe yang kemana aja orang dari tadi kita nemuin anak" yg ngumpet di sini', aku pun kian heran dan aku pun berkata 'lah bukanya kami tadi nyari anak' ke sawah', merek pun menjawab 'ke sawah? Orang dari tadi kami nyari di sekitar desa kok'. Sejak dikala itu aku pun akan yakin adanya hantu dan aku jadi jarang main di malam hari.
Posting Komentar