Kiriman Member : Ded's Sava
Beberapa hari kemaren aku mendengar dongeng positif sebuah cerita serem yg menceritakan ihwal makhluk mistik penghuni sungai cipunagara.... beginilah cerita tersebut, ,, Karena lambaian tangannya akupun berenang mendekatinya padahal menurut temanku ia tidak melihat sosok siapapun disana. Setelah aku mendekat, ia pribadi mempesona lenganku dan mengajak berlangsung-jalan, yang paling gila datang-datang aku dan ia sudah berada ditengah taman bunga yang amat asri.
Saat itu saya sungguh-sungguh tertarik mulai keayuan wajahdan badan sintal yang senantiasa bergayut manja disampingku. Tubuhnya yang menguarkan amis yg harum memabukan dan tatapan mata yang tajam dapat mempengaruhi jiwa dan ragaku sampai luluh lantak tidak berdaya. Di taman nan indah dan asri itu kalian bercengkrama dan saling mengenalkan diri masing-masing namaku nawang ayu siapa nama akang ucapnya mengenalkan diri sambil balik bertanya.
Ahmad warga kampong bersahabat sini jawabku menyambut uluran tangannya sementara mataku tak lepas menatap tubuhnya yang amat sempurna dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dimana nyai tinggal dan dengan siapa tanyaku ingin tahu. Ya inilah tempatku, aku tinggal bareng orangtuaku, ujarnya sambil tersenyum bagus.
Hah.. nyai tinggal ditaman ini selorohku akal-akalan terkejut. Ya bukan ditaman ini, ya disana dirumah kedua orangtuaku, sahutnya sambil bersandar manja. Bersamaan dia menunjuk tampak didepanku terlihat bangunan megah yg belum pernah kulihat seumur hidupku. Padahal sebelumnya aku tidak pernah menyaksikan bangunan apapun disana . Akang ahmad telah milik istri?? Selidiknya ingin tahu.
Belum, mana ada gadis yang mulai sama orang seperti aku, kataku merendah. Ah akang dapat aja padahal nyai juga mau jadi istri akang, yang berasal akang juga mau jadi istri nyai, ucapnya terus terang.
Mendadak jantungku berdetak kencang mendengar kesungguhannya. Mau tidak jadi istri nyai? Tanyanya penasaran. Akang ingin ketemu dahulu dengan orang tua nyai, kataku memohon. Kenapa tidak? Ayo ikut nyai kini. Ajaknya sambil menarik tanganku beranjak meninggalkan taman bunga. Kamipun berlangsung diatas bebatuan selebar beberapa meter yang tertata rapih dan memanjang sampai kedepan bangunan glamor didepan sana.
Dikiri kanannya ditumbuhi aneka bunga nan harum semerbak. Bak beberapa insane yg sudah lama menjalin cinta kamipun berlangsung bergandeng tangan dan sesekali diselingi saling peluk. Semakin bersahabat saya kian terpana melihat kediaman kedua orangtua Nawang Ayu. Aku sempat merasa rendah diri pasalnya jauh sekali dengan tempat tinggal orang tuaku.
Melihat hak itu nawang ayu masih tetap memaksaku masuk kedalam rumahnya. Diseberang meja tampak duduk seorang lelaki dan wanita paruh baya yang berparas anggun penuh wibawa. Kang ahmad ini bapak dan ibuku ujar nawang ayu mengenalkan kedua orangtuanya sambil tertunduk lesu dan rasa malu yang teramat sangat saya hany bisa mengangguk dan dengan kelu menyebut namaku rasanya saya tidak mampu menatap keduanya masa itu saya mirip tahanan yg menanti vonis hakim.
Pak, bu, ini temen nyai yang ingin ketemu namanya ahmad ucap nawang ayu seolah ingin menyadarkanku maksud kehadiran ku. Dimana nak ahmad tinggal dikampung bojong jawabku singkat. Ayo jangan aib-aib...... ayo katakan terhadap bapak maksud kehadiran nak ahmad kesini timpal nawang ayu sambil tersenyum. Ayo katakana nak ahmad kata perempuan bau tanah itu menyuruhku bicara selalu terang.
Sebenarnya aku dating kesini bagi melamar puteri bapak dan ibu, tuturku dengan diliputi rasa was-was. Kapan delegasi dari keluarga nak ahmad mulai dating kesini? Tanya bapak nawang ayu. Dengan sepontan dan tanpa sadar aku menyebut hari tanggal dan bulan lamaran nanti.
Padahal secara akal sehat mustahil saya mulai melangsungkan akad nikah selain belum mempunyai persediaan sebagaimana lelaki suku sunda, aku juga tidak tahu apakah kedua orang tuaku berkenaan atau tidak. Kemudian bapak nawang wulan berkata yang berisi bahaya bila saya ingkar kesepakatan. Camkan nak ahmad, janjimu itu mesti ditepati apa jikalau ingkar rohani dan jasmani mu akan berubah mirip kami.
Dan sehabis mengakhiri kata-katanya tiba-datang situasi menjadi gelap gulita. Ketika terang, wujud nawang ayu pun sudah berganti dari sentra sampai bab bawah tubuhnya berganti ibarat seekor uadng begitu juga kedua orangtuanya. Setelah saya melihat wujud mereka yg bergotong-royong, perlahan.. tubuh ku melesat melayang keatas dan tiba-datang aku sudah berada di permukaan sungai cipunagara dengan perlahan aku berupaya berenang menepi.
Dan aku didapatkan oleh warga yg memang semenjak semalaman mencariku. Aku mengajukan pertanyaan apa yg bergotong-royong terjadi. Kata temanku yang mandi bersamaku, ketika saya mandi di sungai aku karam dan hilang disungai, dan dikala dicari oleh warga, mereka tidak sukses menemukanku. Mereka gundah karena mustahil ada yang mampu bertahan dan hidup didalam air semalaman.
Setelah itu saya dibawa pulang warga, setibanya dirumah aku menceritakan segala insiden yg aku alami kepada keluargaku. Rupanya orangtuaku mempercayai dan menanggapinya dengan serius. Akupun dibawa ke seorang paranormal di indramayu, yang dianggap bisa mengobati, karenanya bagi sementara saya mesti menetap dimushola sampai batas waktu yg aku janjikan mulai menikahi putrid siluman itu.
Bila siang aku tidur dan malamnya saya berjaga ditemani dua orang yang terus mengaji melantunkan ayat-ayat alqur’an sepanjang malam dan gres berhenti dikala subuh tiba. Begitulah hari-hari yang kulalui sampai waktu yang kujanjikan melalui. Dan benar sesudah aku kembali dan beberapa hari tinggal dirumah, datang-tiba ada perempuan anggun yg misterius yang sedang mencariku dirumah, dan dikala aku dipertemukan oleh ayahku dengan perempuan itu, tiba-tiba perempuan itu menggelengkan kepala dan menyatakan bukan diriku yang sedang beliau cari.
Posting Komentar