Rehabilitasi Berujung Mati
.
Author: Aslan Yakuza
.
.
1873, Tom Hamston, memimpin ekspedisi penelusuran makhluk mengerikan yang kabarnya sudah menyantap banyak korban. Kabar itu tersiar dari salah seorang pemburu yg mengaku anggotanya telah dibunuh.
.
Kabar tersebut cepat menyebar luas sampai ke luar wilah lokal. Menarik minat Tom Hamston, mencaritahu kebenarannya.
.
Beserta kru, Tom Hamston menyisir hutan bagian barat, Soviet. Tidak mudah buat mereka mendapat makhluk yg tak jelas gambarannya. Ditambah, struck hutan yang jarang terjama insan pasti menyusahkan langkah mereka.
.
Beberapa hari penelusuran, mereka mendapat titik terperinci, bahwa di hutan itu memang benar ada makhluk pemakan daging. Daging manusia.
.
Hal tersebut ditentukan usai mereka menemukan tumpukan tulang-belulang di lubang yg tak terlalu dalam. Namun, jika diperhatikan, lubang itu tampakrapi. Menarik sekali, makhluk seperti apa yg menciptakan lubang itu dan mengumpulkan tengkorak korban?
Semua masih menjadi pertanyaan.
.
Dilanda rasa takut dan penasaran, Tom Hamston selalu menyisir hutan tersebut. Kian hari, persediaan yg mereka bawa makin menipis. Niat kembali dan menghentikan penelusuran sempat jadi perdebatan. Sebagai pimpinan Tom Hamston pantas memberi keputusan. Tapi, di sisi lain, beliau tak ingin penelusuran itu dihentikan, karena penyisiran mereka telah terlanjur jauh.
.
Namun, di hari ke 27, ekspedisi itu mereka memperoleh sesuatu. Sesuatu yang tidak mereka sangka ada di hutan itu. Apa yang mereka temukan?
.
Perkampungan!
Perkampungan yg diresmikan dari rotan beratapkan daun nipa kering bangkit tak beraturan. Tapi suasananya sepi kolam kuburan. Mereka menyelidiki sesuatu per satu pondok-pondok itu tapi tak menemukan siapapun. Namun, bekas daerah pembakaran pertanda bahwa di sana ada kehidupan. Tom Hamston beserta rekan makin penasaran mulai misteri yg tersimpan di dalam hutan. Mereka memantapkan selalu melaksanakan pencarian.
.
Tiga hari tiga malam melanjutkan perjalanan. Akhirnya mereka menerima titik terang mulai adanya kehidupan. Tepatnya di malam ke 30 penelusuran, mereka melihat ada cahaya dari kejauhan.
.
Dengan mengendap-endap layaknya serdadu yg berperang ingin menyusup pertahanan musuh, mereka kesudahannya mengenali bahwa di sana terdapat manusia yang tengah berpesta.
.
Dari jarak yg tidak begitu bersahabat mereka menyaksikan orang-orang tanpa tanpa pakaian sahut-sahutan berkeliling kobaran api yang tengah aben satu yg menciptakan mereka ngeri.
.
Mereka menduga itu suatu ritual. Akan tetapi, praduga mereka salah. Usai kobaran api menjadi bara, orang-orang di sana berubah kolam singa liar yang lapar. Mereka berebut daging manusia yang terpanggang dan sudah berubah warna hitam. Mereka memakannya tanpa aturan, saling menyikut dan berebut.
.
"Mereka kanibal?" ucap salah seorang di sebelah Tom Hamston.
.
"Seperti kenyataan yang kita lihat."
.
Suasana pengintain manjadi tegang. Semua melamun melihat tingkahlaku suku pedalaman hutan itu.
.
"Apa kami akan bergabung di situ?"
.
"Tentu! Baru saja saya terpikir sesuatu," jawab Tom Hamston.
.
Setelah menanti waktu yg tepat. Tom Hamston dan 17 anggotanya menyergap kawasan itu. Jelas saja itu mengejutkan suku yang berdiam di situ. Dan membuat orang-orang kanibal itu menyerang mereka.
.
Terjadilah pertengkaran pada malam itu yg menewaskan sekurang-kurangnya 51 nyawa. 2 di antaranya yakni anggota tim ekspedisi. Perkelahian dimenangkan Tom Hamston dan tim. Suku pedalaman itu seperti menyerah dan menganggap mereka semacam Dewa, alasannya dilengkapi senjata pembunuh jarak jauh.
.
Tepat! Tom Hamston dan rekannya menggunakan senjata api laras panjang untuk menghadapi suku pedalaman. Suku pedalaman terheran-heran menyaksikan persenjataan yang musuhnya gunakan, sebab mereka sama sekali tak tahu bahwa itu yaitu senjata api.
.
Sejak saat itu, suku pedalaman menuruti segala perintah Tom Hamston. Meski tidak mengerti bahasa Tom Hamston, tetapi dengan gerakan tangan saja suku pedalaman itu dapat mengerti maksudnya.
.
Penemuan itu memberi ilham bagi Tom, buat melaksanakan sebuah riset. Ia pun membagun suatu bangunan untuk menampung dan mengganti perilaku kanibalisme suku pedalaman itu. Kendati apa yg Tom Hamston lakukan itu bersikap nyata, namun dia sama sekali tak melaporkan penemuannya itu terhadap pemerintah lokal.
.
Sejak bangunan itu belum, hendak, dan selsai didirikan, telah banyak korban dari suku pedalaman itu yang mati karena orang mereka sendiri. Mereka membunuh satu sama yang lain hanya buat melepas keinginan lapar. Padahal, sudah disediakan makanan mirip daging babi, rusa, dan apa saja hewan yang berhasil ditangkap anak buat Tom, buat memberi makan suku pedalaman.
.
Waktu terus berlalu, harapan Tom Hamston mengganti sikap suku pedalaman yang tak manusiawi itu terbilang percuma. Dari 123, sekarang tersisa enam orang saja. Orang-orang itu yakni orang terkuat, terseram, dan terlalu berbahaya jikalau didekati. Anggota yang menjalankan rehabilitasi asing itu pun sekarang menyisakan lima orang saja termasuk Tom Hamston. Yang lain sudah gugur menjadi korban suku pedalaman ketika lengah memberi mereka makan.
.
Meski demikian, Tom Hamston tak menghentikan keinginannya. Entah apa alasannya adalah apa. Atau mungkin ada sesuatu yang Tom rahasiakan dan ingin ia ketahui hingga sejauh itu melaksanakan rehabilitasi terhadap suku pedalaman kanibalisme tersebut?
Entahlah ..., cuma Tom saja yang tahu.
.
Namun, pada sebuah malam, bencanapun datang. Keenam suku pedalaman bermuka angker itu membobol kawasan yang selama ini mengurung mereka. Dan di saat itulah mereka memanfaatkan kesempatan bagi membalaskan dendam akan apa yang telah dilaksanakan kepada mereka.
.
Dimulai dari sang penjaga yang ketika itu tertidur di ketika peran. Orang-orang dengan tampang penuh benjolan, bolamata besar, kumal, dan gigi panjang-panjang yang kotor serta dilapisi lendir kental yang anyir itu, mencekik sang penjaga, kemudian menjinjing badan mereka ke ruang masak yang tidak jauh dari sana.
.
Setelah itu, mereka berpencar, seperti sudah menyiapkan sesuatu dan ingin mengerjakan tugas masing-masing.
.
Levante, yg dikala itu masih terjaga alasannya adalah mencatat seluruh prilaku suku pedalaman mendengar kegaduhan. Ia berniat menilik apa yg terjadi bahu-membahu. Namun sial baginya, rupanya itu jebakan untuknya. Saat Levante menuruni tangga, tiba-datang pukulan benda tumpul memukul dari belakang. Ia pingsan. Orang suku pedalaman menyeret tubuhnya ke ruang masak.
.
Kejadian yg menimpa Levante rupanya menciptakan Jhon dan Vamela terjaga. Mereka berdua memutuskan ke luar buat mengusut usai kembali menggunakan pakaian mereka. Perlu diketahui, Jhon dan Vamela adalah satu-satunya pasangan kekasih dalam tim yg dikomandoi Tom Hamston.
.
Setiba di ruang bawah, mereka terkejut melihat darah yg bercecer di sana. Selain itu, mereka juga tak mendapatkan Gabriel yang ditugaskan berada di tempatnya.
.
"Apa yang terjadi bergotong-royong?" Vamela terbelalak, melihat keadaan di sana. Ditambah lagi, pintu sel para kanibal terbuka lebar.
.
"Tidak! Bagaimana bisa mereka ke--" belum final Jhon bicara, suatu kapak membelah kepalanya, menyemprotkan darah juga otak Jhon yang bercecer di tangga serta tentang tampang kekasihnya.
.
Sontak, Vamela histeris, lalu lari menyelamatkan diri. Akan namun, para suku pedalaman kanibal itu tak akan membiarkannya begitu saja. Entah darimana, atau mereka sudah membuat planning, datang-tiba mereka timbul dari beberapa arah. Vamela batal menuju pintu ke luar, karena ada suku pedalaman di sana.
.
Saat tengah berupaya menyelamatkan diri, Vamela menabrak seseorang. Ia menjerit sembari memejam mata, pasrah akan nasipnya.
.
"Apa yang terjadi?!" Vamela mengetahui suara itu. Tapi ketika dia membuka mata, dia tangannya langsung ditarik dan di ajak lari.
.
Ya! Orang itu yakni Tom ...! Tom Hamston!
Mereka berdua lari menuju pintu utama ke luar dari sana. Tapi sialnya, pintu itu terkunci, dan mereka tidak dapat membukanya.
.
"Sial! Bagaimana mungkin ini bisa terjadi. Mungkinkah mereka yg melakukannya?" umpat Tom yang kesal.
.
Keduanya menetapkan mencari jalan lain. Tapi, semua pintu di sana tidak mampu dibuka. Mereka terkurung. Cukup lama kucing-kucingan dengan suku pedalaman. Dan pada kesudahannya, Tom Hamston dan Vamela, juga menjadi korban suku pedalaman. Setelah kepala mereka dibacok dan dipukul sampai pecah. Kemudian jasad mereka dibawa ke ruang masak.
.
Orang suku pedalaman itu memasukkan jasad Jhon di dalam suatu wajan besar berisi air panas. Mereka merebus jasad Jhon. Sedangkan jasad Levante dan Gabriel, terpanggang dalam kobaran api yang semakin besar. Mungkin membisu-membisu suku pedalaman memerhatikan ketika orang yang memasak binatang untuk diberikan kepada mereka sebagai kuliner.
.
Sementara, jasad Tom dan Vamela yang kepalanya pecah, baru saja tiba di dapur bangunan rehabilitasi itu. Paras-muka suku pedalaman tampakpuas, mungkin karena kini mereka sudah bebas. Tetapi, sikap mereka sesuatu sama lain tetap sigap, tak dekat, dan bisa saja nantinya mereka akan saling bantai alasannya tidak ingin lapar.
.
.
The End.
.
.
Posting Komentar