Halloween Costume ideas 2015

Disini tempat bagi kamu yang bernyali besar karena konten-kontenya full dengan cerita misteri super horro

Art Organ




Author: Aslan Yakuza
Police line terpasang di depan sebuah rumah mewah yg letaknya agak jauh dari desa. Rumah seorang usahawan buah naga itu kini ramai di kunjungi warga desa, sehabis menerima kabar bawah pemiliknya tewas dibunuh dini hari tadi. Warga yg rela berdesak-desakan itu cuma mampu menonton agresi polisi yang melaksanakan olah TKP dari jauh. Mereka yang menerima info seandainya badan korban tidak lagi utuh menanti-nunggu kebenaran itu. Semua dilanda rasa ingin tau. Ingin tahu bab badan mana yang hilang.
Tapi sayang, korban dibawa ke luar dengan kantung mayat yang pribadi dimasukkan ke dalam Ambulan. Warga seolah kecewa alasannya tidak dapat menyaksikan korban dengan mata kepala mereka. Tapi, pertanyaan seorang wartawan kepada salah satu penyidik cukup memberi kejelasan buat warga yg hadir di sana.
"Ini terang persoalan pembunuhan. Korban didapatkan tewas mengenaskan dengan satu bab tangan yg hilang," ujar salah satu polisi yg menilik masalah pembunuhan itu, "dugaan kalian sementara, korban dianiaya terlebih dulu, sebelum dibunuh dan diiris tangannya. Karena, terdapat aneka jenis luka lebam di badan korban," terperinci polisi itu menutup pembicaraan.
Kasus ini yaitu masalah kedua dalam sesuatu bulan terakhir. Korban pertama adalah seorang wanita muda yg ditemukan tewas di jalan perdesaan itu. Motifnyapun sama, pelaku memangkas lengan korban usai membunuhnya.
Kejadian ini terang menciptakan polisi mesti melakukan pekerjaan ekstra bagi mengungkap pelaku di balik perkara pembunuhan yg tergolong sadis ini.
***
Di dalam ruangan yg minim penerangan, nampak seseorang tengah membungkus penggalan tangan yang masih menyisihkan bercak-bercak darah. Ia lalu menaruhnya di atas meja, sempurna di erat penggalan tangan yg tampakagak kecut.
Orang itu memakai topi yang sengaja dia tundukkan, membuat wajahnya tidak kelihatan begitu terperinci. Kemudian dia melangkah ke arah di mana terdapat banyak senjata tajam yang tersusun di ruangan itu. Dia menatapnya sesuatu per sesuatu, sebelum memilih sebilah bendo dan belati yg lalu dia masukkan dalam tas hitam.
***
Di suatu cafe, nampak seorang wanita bagus bertubuh mungil tengah sibuk memainkan ponselnya. Sesekali ia menengok kanan-kiri, nampaknya dia lagi menanti seseorang yg mau tiba menemuinya.
Nir berselang lama, muncullah pria yg menggunakan topi dan menjinjing tas hitam. Laki-laki itu pribadi duduk pada dingklik di meja yang serupa dengan perempuan itu.
"Maaf, membuatmu lama menunggu," ujar pria bertopi itu.
"Ah, kau! Darimana saja?" tanya si perempuan, setengah kagetakan kedatangannya.
"Tadi ada permasalahan mendadak, makanya aku ke sininya terlambat."
"Hmmm, soal karya, kan?"
"Iya."
"Bagas! Bagas ...! Kamu itu masih aja kek dulu. Kalo usrusan karya, saya jadi nomor dua. Makanya saya nggak dapat nerima kamu waktu itu," ungkap wanita bagus berbadan mungil itu.
"Aku minta maaf soal itu. Tapi, aku tetap akan membuat tampang cantikmu itu cuma menatapku, Bella!" ujar laki-laki bertopi itu, yang ternyata berjulukan Bagas.
"Hahaha! Gimana caranya? Memangnya kau mau nutupi muka aku pake apa? Biar nggak diliatin orang yang yang lain. Hahaha!" Bella tertawa geli.
"Pada saatnya, kamu mulai tahu sendiri. Maaf, saya tidak dapat lama-usang di sini!" jawab Bagas, kemudian beranjak meninggalkan Bella sendiri.
***
Kembali, masalah pembunuhanpun terjadi. Korban ditemukan tewas mengenaskan dengan badan terpotong-potong. Polisi yang menyisir kawasan kejadian perkara hingga geleng kepala. Bagaimana tak? Pelaku memangkas bab pinggang, lengan, dan leher korban yang ditinggalkan. Ad interim tubuh pria malang itu, tak berada di sana. Anehnya, tidak satupun barang-barang korban yg hilang. Pelaku hanya membunuh dan mengambil bagian tubuh korbannya saja, tanpa menguras harta benda mereka. Kasus ini makin membuat polisi bingung akan motif dibalik pembunuhan tersebut, meskipun polisi telah memutuskan pelaku pembunuhan yaitu orang yang serupa.
***
Mobil sedan merah berhenti di depan sebuah rumah kayu yang pelatarannya terdapat bermacam patung aneka macam bentuk dan ukuran. Patung-patung kayu yang dipahat itu terkesan hidup dan memukau. Membuat sang pemilik sedan merah itu makin tak sabar bertemu dengan pembuatnya.
Bersama sang istri, pemilik sedan yang tubuhnya gempal berkepala pelotos itu langsung masuk ke dalam rumah kayu tersebut. Di dalam rumah, dia dan istrinya dibentuk ternganga dengan bermacam karya seni terpajang di sana.
'Selamat Datang' goresan pena yg terpampang di atas seekor kukakng yang diawetkan. Suami istri itu makin tidak sabar lagi ketemu sang pemilik rumah sekaligus seniman yang menciptakan karya itu seluruh.
Saat tengah asyik menyaksikan-lihat hasil karya tangan berbakat di sana. Pasangan suami istri itu dikejutkan dengan kemunculan seseorang yang membalut tubuhnya dengan jubah dan memutupi muka dengan topeng tengkorak. Ia juga melengkapi dirinya dengan sebilah kapak besar.
"Mengejutkan saja!" ucap pria berkepala pelotos itu.
"Apa kau pemilik tempat ini?" sambung sang istri.
Tapi, bukan balasan yang diberi, melainkan ayunan kapak yang diarahkan pada pasangan suami istri itu. Dalam jarak yg begitu dekat, pasangan suami istri itu tidak mampu menghindar lagi. Keduanya terbaring dengan perut basah karena darah. Kapak yang di arahkan terhadap mereka sempurna tentang perut mereka berdua.
"Tidak! Apa yang mau kaulakukan?"
Nir ada balasan. Seseorang yg memakai jubah dan bertopeng itu malah mengangkat kapaknya yg pribadi di arahkan pada pria berkepala pelotos itu. Seketika, badan pria berkepala pelotos itu kejang, setelah kapak besar itu menebas lehernya sampai nyaris putus. Sedang sang istri yang berada tepat di sisinya tidak dapat berbuat apa-apa, ia hanya histeris melihat darah yg mengucur deras dari leher suaminya.
Lantas seseorang yg bertopeng itu menoleh kepada si wanita yg terbaring sembari menangis dan memegangi perutnya yg terluka.
"Tidak! Kumohon ... jangan bunuh saya," lirih wanita itu.
Tetapi, permohonannya itu tak membuat hati seseorang berhati iblis di balik topeng itu luluh. Dengan kapak berlumur darah, ia menghabisi wanita itu dengan cara membacok parasnya sampai hampir tak berupa lagi. Kedua pasangan suami itu tewas di tangannya.
Seseorang bertopeng itu kemudian memangkas kaki bagian kanan si wanita dan kaki bab kiri milik yg pria. Setelah itu beliau menyeret jasad kedua korbannya ke halaman belakang rumahnya, dan menguburkan mereka di sana.
***
Entah apa penyebabnya, perasaan Bella secara tiba-tiba tak yummy saat dalam perjalanan menuju rumah Bagas. Bella yang mendapat usul makan malam di rumah Bagas itu merasa satu yang jelek akan menimpanya, namun ... ia tak mau menciptakan Bagas kecewa.
Setiba di rumah Bagas, Bella dibuat heran dengan adanya suatu sedan mewah di depan rumah Bagas. Bella tahu, dari dahulu Bagas tidak menyukai hidup mewah, lantas mobil siapa yg terparkir di sana?
Bella tak ingin pusing memikirkannya, mungkin jawabannya akan ada setelah bertanya pada pemilik rumah.
Seperti umumnya, pintu depan rumah Bagas tak pernah dikunci. Bella pribadi masuk sambil memanggil-manggil Bagas, sahabatnya itu. Namun, Bella tak menerima jawaban meski sudah memanggil-manggil Bagas. Bella berlangsung menuju ruang makan, dan ternyata Bagas sudah berada di sana bareng menu yang cukup mewah.
"Di sini kamu rupanya. Aku kira ke mana!" ujar Bella lega, lalu duduk di bangku yang berhadapan dengan Bagas.
Bagas diam saja. Ia hanya menatap Bella dengan sorot mata tajam yang tidak biasa.
"Gas ...! Kamu baik-baik saja, kan?" tanya Bella, melihat tatapan Bagas yang beringas.
Bagas masih membisu saja. Namun, tidak berselang usang, ia membalikkan meja--menciptakan semua makanan tumpah ke arah Bella.
"Bagas! Kau kenapa?" panik Bella.
Bagas tidak menjawab apa-apa. Ia melah menarik kapak yg sendari tadi ia sembunyikan di belakang kursinya. Sadar nyawanya terancam, Bella pun lari sambil menekan-nekan ponselnya dengan tangan gemetar. Akan namun, kecepatan laki-laki jauh lebih singkat dibanding wanita.
Bella tersungkur dengan bahu berdarah, usai terkena kapak yang Bagas arahkan kepadanya. Bella menangis sambil memohon terhadap sahabatnya itu biar ia sadar dan tidak berbuat lebih jauh. Tetapi, Bagas mirip dirasuki iblis. Dengan sadis beliau membacok dada Bella hingga beliau tidak lagi bernyawa. Setelah itu, Bagas memenggal kepala Bella, yang dulu dia bawa dalam suatu ruangan yg tak begitu terperinci di rumahnya itu.
***
Dua tahun berlalu.
Kasus pembunuhan yang dahulu sempat menggegerkan kesannya terungkap. Bagas ditetapkan sebagai tersangka atas kematian enam orang. Setelah diperiksa kejiwaan, Bagas dinyatakan mengalami skizofrenia. Namun yg membuat polisi tercengang, yakni suatu patung yg didapatkan di rumah Bagas, yg terbuat dari organ tubuh keenam korbannya. Patung yang dinamakan Bagas, Art Organ itu bangkit tegak dan kelihatan amat angker.
Selesai.
Label:

Posting Komentar

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget