Kiriman Member : HermanSyah
Telaga Angker ini yaitu telaga yg terletak di dekat Desa Cilaga yang ialah desa terpencil yang memiliki sedikit penghuni. Desa ini terletak di tengah hutan belantara dan yaitu desa yang dikenal sungguh seram. Telaga ini telah dikenal keangkerannya karena telaga ini mampu berubah warnanya menjadi warna merah darah. Dan bila hal itu terjadi, maka hal itu mengambarkan bahwa mulai ada yg meninggal dengan keadaan tak masuk akal.
Entah dengan cara yg ajaib, ataupun alasannya penyakit yg mematikan. Karena keangkerannya, desa yg berada di dekat telaga tersebut pun akan berpindah satu persatu sehingga menyisakan 6 rumah saja yang berpenghuni. Keangkeran telaga ini disebabkan oleh arwah seorang gadis yg lalu pernah diperkosa dan dibunuh. Lalu mayatnya dibuang begitu saja ke dalam telaga tersebut.
sehingga menimbulkan tempat tersebut diliputi kengerian yg tidak berujung tersebut. Hal ini mungkin dikarenakan arwah gadis tersebut tak terima dan ingin membalaskan dendamnya ke warga yg ada di sekitarnya. Di sebelah telaga tersebut ada rumah yg dihuni oleh seorang pria yg bernama Agus dan keluarganya.
Pria ini sudah usang tinggal di sana dan telah mengalami banyak pengalaman perihal keangkeran telaga tersebut.
Pada sebuah saat, sebelah rumahnya dtinggali oleh pendatang gres yg bernama Ridwan yang notabene belum mengenali apa-apa perihal keangkeran telaga tersebut. Pada sebuah ketika, Ridwan tampakmendekati telaga tersebut dan kebetulan berpapasan dengan Agus sempurna di depan telaga tersebut. Kemudian Agus pun bertanya mengapa ia berada di sana.
Ridwan pun mengutarakan maksudnya bahwa beliau ingin melihat-lihat telaga tersebut dari akrab. Agus pun tak tinggal diam, ia pun secepatnya melarang dan menggertak Ridwan biar beliau tidak mendekati telaga tersebut. Namun Ridwan pun malah kian ingin tau sebab tak menerima jawaban yang sempurna mengapa dia tidak boleh mendekati telaga tersebut. Karena Ridwan penasaran, maka ia mengambil suatu kerikil kecil dan dahulu melemparkannya ke telaga tersebut.
Setelah terdengar bunyi "plung" sebagai tanda kerikil tersebut telah tenggelam. Maka pada dikala itu juga telaga tersebut berubah menjadi merah. Akhirnya, karena kaget bukan kepalang, Ridwan pun lari terbirit-birit bersembunyi ke dalam rumahnya. Dan tinggallah Agus yg akan galau sebab beliau tahu benar apa yang mulai terjadi setelahnya. Keesokan paginya, warga pun menjadi heboh.
Hal ini dikarenakan Ridwan telah meninggal dunia ketika ia tengah menonton televisi. Ia terduduk diatas kursi dengan mata terbelalak. Dan kemudian warga pun menguburkannya dengan penuh duka. Mereka merasa kesal, cemas, dan takut, namun tidak bisa berbuat apa-apa. Karena gundah, ada seorang warga yang berinisiatif bagi mencari dukun biar dapat menanggulangi setan penunggu telaga tersebut. Seorang warga yang bernama Udin kemudian menemui seorang Dukun yg telah cukup populer di daerahnya yang bernama Mbah Inem. Mbah Inem ini kesudahannya tanpa ragu mendatangi telaga tersebut dan secepatnya membacakan jampi-jampi saat tengah berada di sana.
Baru saja dia memulai, telaga tersebut tiba-tiba saja airnya berubah kembali menjadi warna merah darah. Dan Mbah Inem pun pingsan saat itu juga. Setelahnya, Belum ada dukun yg sukses menaklukkan si penunggu telaga tersebut. Namun pada suatu dikala, maka datanglah seorang Kyai yg menetap tinggal disana. Ia menetap disana sebab pada perkampungan yg yang yang lain telah dipadati penduduk. Karena kebaikannya, para warga pun menyukainya dan akan mencar ilmu agama padanya.
Setelah itu, mereka pun akan mendirikan masjid bagi beribadah. Dan lambat laun keangkeran telaga tersebut menjadi menyusut. Kyai tersebut pun berinisiatif buat berdzikir di tepi telaga tersebut. Dan kemudian ar telaga tersebut pun berubah warna menjadi merah darah, yang warnanya lebih pekat daripada yang sebelum-sebumnya. Air pun mulai bergejolak dibarengi dengan angin yang akan berhembus kencang.
Air telaga yg tadinya hening tersebut mendadak pasang seakan hendak menenggelamkan desa tersebut. Namun sang Kyai tersebut tak bergeming dengan kondisi yg ada. Ia tetap melanjutkan dzikirnya hingga datang-datang terdengar bunyi teriakan kencang dari sang gadis yg notabene ialah arwah penghuni telaga tersebut yang diperkosa dan mayatnya di buang di telaga tersebut.
Setelah itupun, dahulu airnya perlahan-lahan menjadi hening. Dan airnya kembali tampakjernih mirip sedia era. Dan semenjak saat itulah desa tersebut menjadi damai kembali tanpa adanya terror mencekam dari telaga tersebut
Posting Komentar