Semakin usang semakin besarlah perut Intan. Reno,yg tak yang lain adalah selingkuhan Intan pun semakin khawatir bercampur bahagia menanti buah hati haramnya. Apa boleh buat,nasi sudah menjadi bubur. Dari pada digugurkan,lebih baik dilahirkan. Supaya dosa mereka yang sudah banyak,tidak semakin banyak.
Mereka berdua tinggal disebuah desa yg jauh dari keramaian orang. Rumah yg terletak disekeliling rumput ilalang itu hanyalah rumah yang yg dibuat dari papan dan tepas. Sehingga pabila malam tiba,udara yg masuk sungguh hambar dan menusuk tulang. Tidak ada listrik masuk didaerah itu. Hanyalah obor yang mampu menerangi.
"Aduhh.. aduhh.. sakit!!!" terdengar bunyi Intan yg kesakitan. "Ada apa dek?" tanya Reno sambil berlari menghampiri Intan. "Sakit bang.. sakit!!" jawab Intan merintih. "Iya dek.. Iya.." sahut Reno sambil memboyong tubuh Intan ke kamar dan membaringkannya diatas kasur. ''Tunggu disini ya,abang panggilkan bidan dahulu..'' kata Reno. ''Iya bang,tetapi jangan lama2 ya bang,, Intan takut..'' jawab Intan yg dari tadi merasa kesakitan. "Iya dek,kakak gak lama kok" jawab Reno meyakinkan Intan. Maka dengan tergesa2 pergilah Reno dan lalu dari hadapan Intan.
Tinggallah Intan seorang diri dirumah itu sambil selalu menerus mengelus2 perutnya. Begitu sunyi,yg terdengar cuma suara pedoman sungai yg ada sibelakang rumah dan bunyi jangkrik. Jam telah memperlihatkan pukul 11 malam. Udara yang berhembus pun kian cuek terasa. Tiba2 ''Ssrreekkk.. ssrreekkk..'' terdengar mirip ada suara gesekan2 rumput ilalang tepat disamping kamar Intan. Intan pun sontak tercengang. Semakin lama semakin besar lengan berkuasa bunyi itu,mirip mengarah menuju kamar Intan. ''Apa itu?'' tanyanya dalam hati sambil menghentikan bunyi rintihan sakitnya. ''Ssrreekkk.. ssrreekkk..'' terdengar makin akrab. Intan pun ketakutan sembari memojokkan tubuhnya disudut kamar. Dan bunyi itu pun hilang tak berapa usang.
''Kkrreekk..'' terdengar mirip ada yg membuka pintu. ''Kkrreekk..'' terdengar lagi untuk kedua kalinya,mirip ada satu yang masuk kedalam rumah. Suara itu berasal dari pintu dapur. Intan pun keringat masbodoh,jantungnya berdetak tidak karuan. ''Bang.. kamu kah itu?'' tanyanya dengan bunyi lembut dan takut. Nir ada yg menjawab, malah yg terdengar cuma suara dinding mirip digesek2. ''Bang..!!!'' tanyanya lagi sambil menutup dirinya dengan selimut.
Waktu telah memberikan pukul 12 malam. Nir berapa usang pulanglah Reno bareng seorang bidan. Alangkah terkejutnya dia saat melihat kearah rumahnya. Ia melihat seperti ada bayangan yg terbang melayang2 diruang tamu,tepat didepan kamar dimana Intan berada. Bayangan itu mirip perempuan yang berambut panjang yang mengenakan gaun panjang,mirip menanti sesuatu. Karena api obor yg ada didalam,maka sungguh terang tampak bayangan itu dibalik dinding tepas rumahnya. ''Apa itu bu?'' tanya Reno kepada bidan. Bidan yang dari tadi berdiri dibelakang Reno hanya menjawab ''Apa No? Yang dimana?''. ''Itu bu didalam rumah'' sahut Reno sambil menunjuk kearah rumah. ''Yang mana?'' tanya bidan. ''Itu bu.. Hantu bu hantuuu...'' teriak Reno sambil mengelus2 bulu kuduknya yang dari tadi berdiri. Ia pun berlari sekuat tenaga menuju kamar. Ia lewat dari samping rumah dan berharap tidak ada apa2 dengan Intan. ''Dekk.. dekk.. Kamu tak apa2..??'' tanya Reno sambil membuka jendela kamar. ''Itu bang,tadi ada suara asing didapur..'' jawab Intan sambil membuka selimut diwajahnya. ''Iya dek kakak udah tahu..''.
Seketika itu juga Reno berlari ke pintu depan untuk megusir hantu itu. Bidan itu dari tadi hanya dapat diam terpaku dihalaman rumah. Dengan rasa takut,Reno pun pelan2 membuka pintu itu. ''KKrreekk..''. Diintipnya,apa yang terjadi? Nir ada ada siapa2 didalam. Reno pun heran bercampur rasa lega. ''Lohh.. apa cuma halusinasiku saja ya..'' bisiknya dalam hati. ''Ahh.. sudahlah..'' katanya lagi.
Kemudian,masuklah bidan ke dalam kamar buat menyelidiki Intan. Ad interim Reno yang dari tadi masih bertanya2,menunggu diruang tamu. Pikirannya masih bergejolak,antara khawatir dan takut.
''Oekk.. oekk..'' terdengar si bayi sudah lahir. Reno pun sontak bangun dari daerah duduknya,berlari kecil ke arah kamar. Hati kecilnya pun senang,senyuman kecil terpampang dari bibirnya. ''Akhirnya lahir juga.." katanya. Sewaktu dia membuka pintu kamar,mirip ada yang menawan kerah bajunya dari belakang,ada satu yang menahan. Dilihatnya ke belakang,namun tidak ada siapa2. Bulu kuduknya berdiri,makin usang makin takut. "Apa itu??",pikirnya.
Bidan pun keluar buat memberitahu Reno bahwa putranya sudah lahir. Sewaktu bidan itu keluar, Reno masih bangkit didepan kamar sambil tercengang. ''Gubrraakkk.." terdengar bunyi bangku kosong yg diduduki Reno tadi tiba2 terjatuh. Seperti ada satu yang lari dan menyenggol kursi itu. Darah Reno mengalir deras melihat bangku yang jatuh itu. "Brraakk.." dengan sekejap terdengar lagi suara pintu terbuka mirip ada sesuatu yg keluar. "A.. a.. apa itu bu?" tanya Reno terhadap bidan dengan bunyi yg terbata2. "Ah mungkin cuma angin No.." jawab bidan meyakinkan.
Aneh,pikir Reno. "Ya telah,Itu lihat cepat anakmu sudah lahir..''. Reno pun bergegas ke kamar,dimana bunyi tangisan bayi itu dari tadi tak terdengar lagi. Dan apa yang terjadi? Alangkah terkejutnya Reno mendapati Intan yang sudah tak bernafas lagi dalam kondisi bugil dan berlumuran darah. Bayinya hilang,tak ada didalam. Muka Intan pucat,matanya melotot tajam sambil memandang ke atas,mulutnya terbuka,seakan ada sesuatu yg baru terjadi. "Ada apa ini?? Intan.. Intan.. kenapa???" teriak Reno sambil menggoyang2kan bahu Intan. Air matanya pun mengalir deras,tangannya gemetaran. Reno pun berlari mendapati bidan itu. "Lohh.. bu.. bu.. dimana ibu??" Reno heran yg tak mendapatkan bidan itu diruang tamu. Dia pun kembali ke kamar buat menutupi jasad itrinya dengan selimut yang dari tadi terbujur kaku.
Reno berlari lagi keluar mencari bidan tadi. Dikelilinginya rumah itu tetapi sia2,ia tak menemukannya. Emosinya pun meluap. Berlari lagi dia ke jalan. Alangkah terkejutnya beliau sehabis dilihatnya bidan itu berjalan bareng sesosok kuntilanak yg berlangsung melayang diatas tanah sambil menggendong seorang bayi. Mereka bersama-sama melihat ke belakang ke arah Reno,sambil ketawa cekikikan. "Kikikikkkk.. Kikikikkk.." ketawa kuntilanak itu. Lenyaplah mereka dalam kegelapan malam.
"Kembalikan anakku... Kembalikan anakku...!!!!" teriak Reno sambil berlutut diatas tanah.
Konon katanya didaerah itu memeng terkenal menakutkan. Dulu ada seorang bidan yg terus dihantui oleh sesosok kuntilanak dan mengancam akan membunuhnya bila si kuntilanak tidak diberikannya seorang bayi. Makanya bidan dan kuntilanak senantiasa sedang pekerjaan sama untuk menerima seorang bayi.
/SELESAI/
Posting Komentar