Halloween Costume ideas 2015

Disini tempat bagi kamu yang bernyali besar karena konten-kontenya full dengan cerita misteri super horro

Misteri Cincin Kawin

Kiriman member : Lina Ana 

Tahun 1944, Lorraine Johnson ialah seorang ibu rumah tangga muda yg gres menikah yg hidup di kota kecil Driftwood di Pennsylvania, Amerika Perkumpulan. Suaminya, Charles Johnson merupakan seorang pilot pesawat pembom dari Angkatan Udara Amerika Serikat yang tengah bertugas di Eropa dalam perjuangan pasukan Sekutu merebut kembali negara-negara di Eropa yg tengah diduduki Nazi Jerman pada dikala itu.

Mereka belum dikaruniai seorang anak. Namun Lorraine sangat akrab dengan lingkungan sekitarnya termasuk segala tetangga-tetangganya. Lorraine sangat mengenal mereka sesuatu persatu.
Di lingkungan Lorraine tinggal, terdapat suatu Gereja di mana Lorraine sangat aktif mengikuti acara-acara di Gereja tersebut utamanya sesudah sang suami berangkat ke Eropa bagi berperang.

Di Gereja itulah umumnya juga orang mendengar tentang info-keterangan perang di garis depan, disamping itu Gereja itu juga sebagai daerah bersosialisasi para jemaahnya, karena itulah Lorraine sangat mengenal jemaah-jemaah Gereja tersebut yg kebanyakan tentu yaitu tetangga-tetangganya dan juga pendeta Paul Reeves, pendeta di Gereja itu.

 Suatu malam, atau tepatnya pagi dini hari, sekitar pukul 2, Lorraine terbangun dari tidurnya, beliau mendengar lonceng Gereja dibunyikan. Ia sedikit terkejut karena itu bertanda bahwa jemaah diajak berkumpul di Gereja tersebut. Iapun sungguh was-was alasannya adalah tak umumnya pendeta Reeves menghimpun jemaahnya di pagi buta seperti ini.

Mungkin ada berita sangat penting yg mesti disampaikan sehingga mesti mengumpulkan jemaah sepagi ini, begitu fikir Lorraine dengan hati khawatir. Lalu dengan berpakaian secukupnya Lorraine secepatnya bergegas menuju Gereja itu.
Setelah sampai di Gereja itu, Lorraine melihat Gereja sudah dipenuhi oleh jemaah, namun dia sangat heran alasannya adalah tak ada satupun jemaah yang beliau kenal dan pula pendeta yg menyampaikan di atas mimbar juga bukan pendeta Paul Reeves yg beliau kenal.

Namun Lorraine berusaha bagi tetap hening dan tidak banyak mengajukan pertanyaan kemudian dia akan mendengar pendeta abnormal tersebut berbicara di atas mimbar. Namun datang-datang pendeta tersebut berkata Mari kami kumpulkan dana, bagi Gereja kalian dan juga buat mereka-mereka yang tengah berperang demi keadilan di seberang lautan sana! begitu himbau sang pendeta.

Lalu seseorang dengan nampan kecil akan mengunjungi sesuatu-persatu jemaah buat dimintai sumbangannya didampingi oleh sang pendeta. Ketika hingga pada giliran Lorraine, beliau baru sadar bahwa beliau tak menenteng uang sesenpun. Maaf pak pendeta namun aku benar-benar lupa membawa duit begitu ucap Lorraine. Tapi, anda semestinya menyumbang sebab ini penting bagi keadilan dan mengungguli perang begitu ujar sang pendeta membalas ucapan Lorraine.

Kalau begitu pak pendeta, izinkanlah aku pulang lalu sebentar buat mengambil duit begitu pinta Lorraine selanjutnya. Tak perlu, nyonya! Anda memiliki cincin kawin di jari anggun anda! Relakanlah itu! Tuhan mulai memberkatimu Nyonya! Begitu pinta sang pendeta.

Tapi pak pendeta! Ini cincin kawin saya dan suami aku! Saya mohon, izinkanlah aku pulang untuk mengambil uang begitu pinta Lorraine sekali lagi. Tak perlu! Ayo relakan! Begitu pinta sang pendeta sekali lagi dengan sungguh memaksa. Dan tiba-tiba semua jemaah yg ada di Gereja itu bersamaan menyampaikan Relakan! Relakan! Relakan! dalam bentuk suatu koor. Karena malu, takut dan bingung dengan berat hati Lorraine mencabut cincin kawinnya dari jari manisnya bagi diserahkan terhadap orang yg menjinjing nampan tersebut.

Terima kasih! begitu kata sang pendeta dengan nada datar. Karena murung Lorraine langsung menutup wajah dengan kedua tangannya. Namun tiba-datang ada seseorang yg menepuk bahunya sambil berkata: Lorraine! begitu sapanya dengan ramah. Suara itu sangat dia kenal. Pendeta Reeves! Lorraine membalas sapaan itu dengan hati lega. Sedang apa kau di sini pagi-pagi begini Lorraine? begitu tanya pendeta Reeves keheranan.

Saya melakukan menghadiri konferensi di Gereja ini, bukankah begitu? jawab Lorraine. Pertemuan apa????? tanya pendeta Reeves sarat keheranan. Lorraine tiba-datang tersadar bahwa ruangan Gereja kawasan dia berada ternyata kosong dan gelap. Sudahlah Lorraine! Ayo pulang! Mungkin anda terlalu lelah dan tertidur di Gereja dan berkhayal. Atau bisa jadi anda berjalan sambil tidur! begitu balas pendeta Reeves sambil tersenyum dan setengah bercanda.

Tapi pendeta Reeves, pertemuan tadi sungguh konkret! dan datang-tiba Lorraine tersadar bahwa cincin kawinnya telah hilang dari jari manisnya. Pendeta Reeves, tadi aku menyerahkan cincin aku sebagai pemberian dan kini cincin kawin saya betul-betul hilang, bagaimana ini bisa terjadi? Rendezvous tadi terperinci-jelas konkret sanggah Lorraine. Sudahlah Lorraine! Mungkin anda melepas cincin kawin anda dan anda lupa meletakannya di sebuah kawasan di rumah.

Sudahlah, mari aku antar pulang! Kalau kau mau bicara kita teruskan esok hari begitu kata pendeta Reeves dengan ramah. Karena merasa agak aib dan tak ingin mengusik pendeta Reeves lagi, maka Lorraine secepatnya menyanggupi permintaan pendeta Reeves buat pulang ke rumah. Pukul 7 pagi, saat Lorraine hendak menciptakan sarapan buat dirinya, tiba-datang bel pintu rumahnya berbunyi. Lorraine segera bergegas membukakan pintu.

Ternyata dua orang dari Angkatan Udara menenteng sebuah surat. Maaf nyonya! Kami mesti mengirimkan info duka ini! Begitu kata salah sesuatu di antaranya sambil membuka topi militernya selaku tanda penghormatan. Mendengar hal itu datang-tiba Lorraine menjadi sungguh lemas, namun ia masih berusaha buat membaca surat resmi dari Angkatan Udara tersebut.


Di situ diterangkan bahwa Charles Johnson, suami Lorraine tewas seketika karena pesawat bombernya ditembak hancur di udara oleh meriam anti serangan udara Jerman di atas tempat Fougres di Perancis. Pesawat tersebut tepat tertembak pada dikala Lorraine melepaskan cincin kawinnya pada ketika di Gereja malam itu.


Label:

Posting Komentar

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget