Kiriman Member : Adelia
CSH - Perkenalkan nama saya Rama, saya juga ingin membuatkan kisah hantu, Maaf sebelumnya, bila tulisan yang aku buat agak semerawut dan kurang seram.
Saya berprofesi sebagai penyiar radio yg gemar memutar karya musik Band Indie. Jam siaran aku setiap Senin malam jam 8. Malam itu, seperti biasa aku bersiaran mirip malam-malam sebelumnya. Sendiri, tanpa ditemani tandem saya yang sedang berhalangan siaran, alasannya adalah pekerjaan sampingannya selaku penyanyi band cafe reguler.
Setelah menyiapkan dua playlist lagu yg hendak diputar, sayapun akan membuka suara, tanda bahwa program yang saya bawakan melakukan mengudara. Dengan ditemani suasana hujan yang masbodoh, sayapun akan mengotak-atik komputer, mengawali mencari materi obrolan yg mau dibicarakan lewat internet.
Ditengah sedang asik menyimak lagu lewat headphone yang terpasang di telinga, sayup-sayup terdengar bunyi desahan insan. Suara tersebut bila digambarkan terdengar seperti bunyi yang melakukan bernafas dari mulut.
Aneh, padahal tak ada seorangpun di ruangan itu. Dengan bodohnya, saya mulai menilik sebuah bilik yang berada tak jauh dari daerah duduk saya. Bilik dalam ruangan studio yang lazimnya dipakai selaku kawasan "meluruskan badan" (tidur-tiduran). "Ya pastilah tidak ada siapa siapa disana, wong dari tadi aja emang udah kosong.." pikir saya dalam hati.
Sayapun kembali duduk dan memasangkan headphone. Namun datang-tiba segala bulu kuduk jadi merinding. Suara itu kembali terdengar dan kali ini bunyi itu tiba dari arah sebelah kiri saya, tepatnya ada sebuah kursi kosong yg biasa kalian pakai buat siaran berdua. Entah itu perasaan saja atau memang benar, dingklik itu seperti sedikit berputar atau digoyang-goyangkan dan mengeluarkan bunyi. "Kreekk-Kreekk-Kreekk" seolah -olah ia ingin biar aku memperhatikan beliau.
Saya tak berani buat memalingkan muka ke arah itu. Rasanya mirip ada sosok wanita berambut panjang yang sedang duduk memperhatikan aku dari kursi itu. Tidak terperinci bagaimana raut wajahnya, tetapi aku mampu mencicipi kehadirannya dengan terperinci.
Walaupun begitu, selaku seorang penyiar tetaplah mesti mengudara. Saya tidak beranjak dari ruangan studio sampai siaran final. 2 jam bersiaran di ruangan itu terasa mirip dua jam lamanya, dan perempuan itu tetap tidak beranjak dari tempatnya.
Sesaat sebelum siaran saya rampung, sahabat penyiar lain datang buat mengambil alih aku, jadinya perempuan itupun menghilang. Sayapun merasa lega, akhirnya ada seseorang yang datang, bagi mengambil alih saya. Setelah berpamitan, sayapun pulang meninggalkan ruangan studio.
Dalam perjalanan saya kemudian berfikir, "mungkin aku orang gres yg ingin beliau ajak untuk berkenalan". Cara kenalan yg sungguh ajaib...
Posting Komentar