Halloween Costume ideas 2015

Disini tempat bagi kamu yang bernyali besar karena konten-kontenya full dengan cerita misteri super horro

Crime And Goodness

Kiriman Member : TB Farhan Muhammad

Kami baru saja menerima sahabat gres dia adalah Hannah, Hannah yakni orang yang periang dan asik di ajak bicara maupun bermain sifatnya itulah yang menciptakan kita menggemari 

"Hannah! Jangan pernah mengajakku buat berbuat jail mirip itu lagi" Teriak Gifa salah sesuatu sahabatku dari daerah duduk di kelas 

"Ayolah jangan murka begitu, lagi pula kita hanya bermain dengan cacing - cacing itu" 

"Dan memasukkan nya kedalam tas guru? Apa kau tidak takut di hukum" Bisik Gifa

"Aah sudahlah jangan ribut terus, kita kan sobat! Nir baik jika teman senantiasa berkelahi" selah Jonny yg memangkas percakapan sobat sahabatnya itu, Gifa cuma bisa cemberut sementara Hannah cekikikan menyaksikan raut wajahnya

"Huh ya sudah aku pergi lalu " kata Gifa kemudian pergi meninggalkan kelas 
"Dia selalu begitu, senantiasa saja marah bila ku ajak bersenang-senang saya ingin dekat dengannya kenapa ia selalu menjauhiku?"
"Dia memang bukan anak yg seru buat di ajak abnormal gilaan" jawabku 
"Emm Fardan, bagaimana jika kami bermain dirumahku sesudah pulang sekolah ini? Kau juga ikut ya Jonny jangan lupa ajak Gifa" seru Hannah, wajahnya kelihatan bahagia dan senyumannya cukup asing 

"Baiklah" jawabku
"Bagaimana kalau Gifa tidak mau? Seperti yang kamu tahu ia kan sedikit membenci denganmu" kata Jonny
"Niscaya Gifa mau! Aku akan memaksanya" Balasku 
Hannah tersenyum mendengarnya dan melamun sejenak "Braak" Hannah memukul meja dan kembali mengeluarkan senyuman anehnya terhadap kita berdua 
"Berhenti senyum seperti itu!" Teriak Gifa dari pintu masuk dan menghampiri kami 
"Kau ini! senyuman diakan memang mirip itu, apa kamu tidak telah biasa melihatnya?" Protes Jonny
"Ok Gifa saya akan memperbaiki senyumanku biar kamu tenteram melihatnya" balas Hannah dan kembali mengeluarkan senyuman anehnya
"Sudah telah jangan berkelahi, Gifa sesudah pelajaran terakhir ini final kita akan pergi ke tempat tinggal Hannah kamu ikut ya" Pintaku 
"Pergi kerumahnya?" Sambil menunjuk Hannah "Ok tetapi aku tak ingintanggung jawab kalau terjadi apa-apa" 
"Memang kita mau ngapain? Kita cuma mau berkunjung ke rumah Hannah bukan mau membunuhkan, hahaha asing sekali kau ini" balas Jonny.

Akhirnya pelajaran final kita secepatnya bergegas pergi ke rumah Hannah, rumahnya memang terpencil dan jauh dari perkomplekan. di Perjalanan Hannah tampak murung dan diam saja tanpa mengucapkan sepatah katapun

"Heh kenapa kamu membisu saja biasanya kau yang paling ceria" tanya Gifa 
"Mmm tidak apa, saya tidak dapat mengungkapkan kesenanganku sebab kita akan bermain ke rumahku" sekali lagi beliau mengeluarkan senyuman anehnya
"Cihh"

Sesampainya di rumah Hannah, mereka bermain dengan sungguh gembira namun tak dengan Gifa dia cuma membisu cemberut di Sofa dan memandangi sekitarnya. Ayah Hannah sangat baik dia menawarkan kami cemilan dan membebaskan kalian bagi bermain apa saja di Rumahnya 

"Hey Hey! Aku ingin dongeng" kata Hannah, kami segala mendengarkan ceritanya dari permulaan hingga tamat, malang sekali nasib Hannah, Ibunya ternyata sudah meninggal sejak beliau berumur 8 tahun dan sekarang beliau tinggal bareng Ayahnya, ternyata Ayahnya tak terlampau baik mirip yg kuketahui. Ayahnya mirip tidak mengurusi Hannah ia selalu sibuk dengan perkejaannya Hannah kesepian dan merasa hidup sebatang kara tanpa kasih sayang kedua orang tuanya.

"Apa kamu tahu? Sekarang Ayahku pergi lagi dan kini cuma ada kita dan aku" suaranya terdengar sangat parau dan berdengung "aku mujur mempunyai Sahabat mirip kita" senyumannya kian aneh 
"Jangan!" Teriak Gifa sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya "Pergi kau! Jangan sakiti kita apa kamu temannya Hannah? Kau tak pantas menjadi temannya kau hanya mampu menunjukkan energi negatif padanya! Aku tau kau terus mengikutinya kemanapun, kumohon jauhilah Hannah!" Ocehan Gifa sangat tak jelas kalian menjajal menenangkannya

"Gifa kau kenapa? Apa kau sakit?" Tanyaku lalu Gifa menunjukan sesuata dibelakang Hannah 
"ada apa disitu? tak ada apapun"
"Beri ia minum" kata Hannah
Jonny secepatnya mengambil minum bagi Gifa. Gifa masih saja histeris dan tak mau erat dengan Hannah, Hannah pun pergi membeli obat di Apotik yang tak mengecewakan jauh dari rumahnya. 

"Sebenarnya saya bukan tak mau erat dengan Hannah namun sesosok berbadan besar dengan jubah hitamnya terus mengikuti Hannah" 
"apa yg kau bicarakan? Nir ada yg mengikuti Hannah selain kalian kan" balas Jonny
"Kalian tidak dapat melihatnya, dirumah ini terlampau banyak yg mirip itu tapi hanya satu yg menyukai Hannah" Jelasnya
"Aku tahu Gifa kamu ini anak Indigo namun sebaiknya kau telah sudah biasa melihatnya kan?" Tanyaku
"Kali ini mereka sangat berbeda, mereka lebih beringas dan senantiasa senyum seperti Hannah" 
"Terus terlebih yg kau ketahui" sambung Jonny
"Kalian tahu? Hannah sekarang melakukan Menjerat kami untuk berkunjung ke sini dan mulai membuat kami Lumpuh tidak bisa bergerak dan selsai menjadi makhluk berjubah hitam itu yg selama-lamanya tinggal dirumah ini, kami harus cepat-cepat pergi" 

"Sepertinya ada yg lagi asik membahas sesuatu nih" Hannah gres datang setelah membeli obat buat Gifa, kami kagetdengan kedatangannya. Aku berusaha untuk tetap hening, begitu pula kedua temanku Hannah menghampiri kita dengan senyuman yang indah tidak mirip biasanya senyumannya tampak manis dipandang 
"Gifa ayo diminum obatnya" katanya dengan bagus, tanpa basa busuk Gifa meminum obatnya dan beristirahat kemudian berbisik kepadaku dan Jonny "Selamatkan diri kita" katanya dengan gemetar. Hannah diam saja dengan senyumannya itu sesekali beliau cekikikan tak jelas, kami akan cemas 

"Hannah dapat kah kau menghidupi situasi yg sunyi ini?" Tanyaku tapi Hannah tetap terdiam
"Hannah kenapa kau membisu saja!" Bentakku
"Aku.. Aku.. Maa..." Belum saja Hannah menyelesaikan perkataannya tiba-datang parasnya berubah dengan mata yg lebih besar dan lisan mengnga-nga lebar kebawah, Hannah meraung-raung tidak karuan. Kami lari kucar-kacir diliputi rasa ketakutan sementara Gifa hanya diam tidak berdaya, Rumah Hannah yg cukup besar membuat kami dapat menyumpat dan banyaknya Lorong-lorong Gelap yang mirip dihuni oleh makhluk astral yang tak mampu kulihat tapi bisa kurasakan Hawanya. Kami bersembunyi di kamar yang sedikit kumuh tidak terurus 

"Hannah betul-betul insan yg beringas, mengapa dia dapat begitu" tanya Jonny dengan nafas yg terengah-engah
"Dia bukan lagi Hannah! Oh tak bagaimana dengan Gifa dia mungkin telah tertangkap olehnya, kami mesti menyelamatkannya" keluhku. Suasana hening sejenak dan menyisakan suasana yang horor "Raaaar" jeritan suara Hannah benar benar menakutkan "Aaaakh" itu adalah suara Gifa aku mesti segera menyelamatkannya tiba datang saja Pintu kamar terbuka sendiri dengan kencang dan menampilkan Hannah dengan kaki yang tak menapak tanah "Kau harus menjadi temanku! Selamanya! Hahaha" Teriakannya begitu memekakan pendengaran
"Hannah sadarlah!" Teriak Jonny, malangnya badan Jonny terpental Dengan sendirinya dan terbentur sungguh keras sampai membuatnya pingsan.
 
"Raaar" Hannah masih saja Meraung-raung. Aku berdiri mematung tak bisa melawan ketakutanku, saya melihat kelangit-langit kamar ini ternyata ada Perlambang yang bergambar Orang Berjubah hitam dibarengi oleh banyaknya orang-orang seumuranku apakah Hannah mengikuti sekte pemikiran sesat? entahlah

"Hannah... Hannah... Kau ini kenapa? Kami segala merupakan temanmu tanpa mesti begini kami mampu berteman denganmu selamanya, Hannah sadarlah! Jangan Ikuti si Jubah Hitam Beringas itu" saya menjajal mengatakan dengannya walaupun cuma dibalas dengan erangan erangan yg nyaring tak lama setelah itu datanglah orang berjubah Hitam, beliau menundukan wajahnya tetapi sepertinya aku mengenal postur tubuhnya, Ya dia ialah Gifa
"Kau mulai jadi seperti dia" seringai Hannah sungguh lebar "Terimalah Fenomena ini" Sambungnya 

"Diam kau Makhluk gila! Kau bukan Hannah! Kembalikan Temanku! Kau sebaiknya berada diNeraka!" Bentakku menjajal melawan ketakutanku demi kedua sahabatku, Hannah menunjuk ke arah belakangku, Oh tidak Jonny telah mengenakan Jubah Hitam itu.. kini tinggal aku sendiri "Hahahaha" Tawanya menggemakan segala ruangan, sangat nyaring ditelinga "Aaaaakh! Kau bukan Hannah! Kembalikan kedua temanku! Kembalikan" Aku melemparkan bangku ke Hannah tetapi dia dapat menghancurkannya sebelum perihal badannya, saya berada diambang cemas saya tak bisa bergerak, saya mirip Lumpuh "Hannah!" Teriakku sekeras-kerasnya. Seringai kemenangannya benar benar sungguh menjengkelkan namun aku tetap tak dapat bergerak

"Kau mulai menjadi bagian dari kami segala" teriak Hannah, datang-datang saja seisi rumah dipenuhi oleh orang orang berjubah Hitam, Hannah telah mengenakan Jubah hitam itu dan dia tampak paling besar dibandingkan mereka seluruh, hanya aku yang tak menggunakan Jubah hitam itu
"Tenang Saja" Bisik seseorang "Dia bukan Hannah" lanjutnya tapi sehabis itu suaranya tak terdengar lagi. Tampak seseorang membuka Jubah Hitamnya, Itu adalah Gifa yg berdiri sempurna disamping Hannah 
"Kau tidak bisa mengalahkan anak sepertiku terbelakang!" Tegas Gifa dengan santai, segala yang berjubah hitam menengok pada Gifa "hahaha kamu betul-betul payah" lanjutnya dan sesuatu persatu makhluk berjubah hitam itu menghilang tetapi tak dengan Hannah dan Jonny "Raaaaar" Hannah berteriak kencang sekali seisi rumah hancur dibuatnya dan menciptakan gempa dalam rumah ini namun aku masih saja lumpuh 
"Syuuut! Diam kamu Makhluk sialan! Cepat bebaskan kedua, maksudku ketiga temanku!" Bentak Gifa

"Raaar" teriakan Hannah jauh lebih kencang dari sebelumnya, Gifa memejamkan matanya seperti berpikir sesuatu "Aaaakh!! Aaaakh!!" Makhluk itu menggeliat memegangi kepalanya meraung-raung kesakitan, paras Gifa kelihatan semakin berpikir keras "Anak Biadab!" Teriak Hannah dan perlahan-lahan berubah menjadi Hannah yang biasa saja, Hannah tergeletak tidak berdaya begitu juga dengan Jonny yg masih tidak sadarkan diri badanku pun terasa letih. Gifa tersenyum 

"Kita sukses" Katanya dengan lembut 
"Nir! Ini belum selsai! Liat belakangmu" kataku Pelan, Gifa berbalik arah dan melihat Jubah Hitam itu terbang tanpa ada yang mengenakannya, aku dan Gifa kagetHannah pun sadar dari pingsannya.

"Ibu.." Kata Hannah pelan, dari Jubah hitam yg melayang tanpa dikenakan siapapun datang-tiba saja sudah digunakan oleh orang yang sepertinya adalah Ibu Hannah
"Ibu!" Teriaknya kemudian sang Ibu tersenyum dan lenyap begitu saja, Hannah menangis Sejadinya Gifa memeluknya dengan hangat .

"Ikhlaskan ya" hibur Gifa, Hannah mengangguk tetapi masih saja menangis dan Jonny gres sadar dari pingsannya saya masih diam terpaku alasannya tak percaya dengan semua yang kualami hari ini namun aku harus bersikap cukup umur dan mencoba menghibur Hannah, Jonny tidak berkata sedikit pun mungkin dia masih resah juga. 

sejak insiden itu Hannah menjadi orang yang pendiam disekolah dan susah diajak bersosialisasi aku pernah bertanya pada Gifa tentang si Jubah hitam yang terus mengikuti Hannah kapanpun dimanapun, apakah ia masih mengikutinya dan jawabannya ialah "Ya" tapi tidak sebagai si Jubah hitam yang senantiasa menawarkan energi Negatif pada Hannah melainkan si Jubah Putih bercahaya yang memberikan sumbangan dan kebaikan padanya.

 dengan kata yang lain beliau ialah arwah sang Ibu tapi apakah kamu tahu? Semenjak insiden itu aku jadi bisa menyaksikan segalanya dan yg dikatakan Gifa hanyalah kebohongan belaka, si Jubah hitam masih mengikutinya sampai sebuah hari Hannah pergi sekolah selalu mengenakan jaket Hitamnya dan kembali tersenyum gila seperti lazimnya

***END***


Label:

Posting Komentar

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget