Kiriman member : Ahmad Azril Fadhilah
Cerita ini mengangkat cerita tragis dari keluarga Gabriel, si anak berumur 5 thn, anak kandung dari ayahnya.sayangnya ibu kandung Gabriel telah meninggal, dan si Ayah mencari pembantu sekaligus pengurus anak, karena si Ayah sibuk dengan pekerjaanya.
Si pembantu sungguh tak senang Gabriel alasannya adalah Nakalnya minta ampun, dia juga benci si Ayahnya Gabriel sebab senantiasa memarahinya alasannya tak mampu mempertahankan Gabriel dengan baik, suatu hari si Gabriel menumpahkan kopi di kertas kerja ayahnya.
si ayah justru memarahi si Pembantu alasannya tak mempertahankan gabriel dan mementingkan pekerjaan lain, si pembantu disuruh membuat kopi baru, dikala si pembantu menciptakan kopi si pembantu masih marah dan meludah ke arah kopinya dan mengudaknya kemudian menghidangkanya ke Ayahnya gabriel.
Suatu hari si Gabriel berbuat bandel dan memecahkan ponsel punya pembantunya, si pembantu murka besar dan memukul si Gabriel sampai pingsan, mujur si Ayah melakukan berkerja dan mulai pulang malam, si Gabriel dimasukan ke penggiling kayu milik keluarganya di belakang, dan mungkin kami tahu apa yg terjadi, setelah ayahnya tiba si pembantu menyambutnya dengan ramah, seperti tak umumnya yang senantiasa duka.
Ayah : "Eh Gabriel mana?"
Pembantu : "sedang bermain tuh diluar"
Ayah : "tapikan sudah larut malam...
Pembantu : ah biarin aja lah pak, anak itu emang badung, sejak bapak pulang malam ia senantiasa begini."
Ayah : " eh kamu tuh sebaiknya jaga dia, cepat panggil ia"
Pembantu : "tetapi pak, beliau gak pernah mau aku ajak pulang"
Ayah : "oke, bila begitu saya marahin aja si Gabriel, namun honor kamu saya ptong juga"
Pembantu : "namun pak?"
Si Ayah eksklusif masuk kamar dan menghiraukan si pembantunya. Hari semakin larut, si ayah mulai kawatir, dia kemudian pergi kekamar Gabriel buat memeriksanya, sehabis pintu dibuka ia melihat sosok Gabriel sedang berguru dimeja belajarnya dan beliau bilang, " Aku sayang ayah ", tiba-datang si Ayah terbangun di pagi hari, dia menerka itu cuma mimpi, si Ayah kemudian mengajukan pertanyaan ke pembantunya:
Ayah ; "si Gabriel mana?"
Pembantu : "Udah berangkat sekolah, kini mending bapak makan nih Roti isi Daging spesial untuk bapak"
Ayah : "ya udah, tumben si Gabriel berangkatnya pagi-pagi banget,"
Ia pun memakanya, tapi ia bilang dagingnya sedikit abnormal, pembantunya menjawab " paling keunggulan Mayonaise, si Ayah lalu berangkat kerja, di kantor dia melihat Gabriel sedang berlari ke lorong belakang, si Ayah memanggil Gabriel dan mengejarnya tetapi sayang dia tak memperoleh si Gabriel.
Suatu hari si Gabriel berbuat bandel dan memecahkan ponsel punya pembantunya, si pembantu murka besar dan memukul si Gabriel sampai pingsan, mujur si Ayah melakukan berkerja dan mulai pulang malam, si Gabriel dimasukan ke penggiling kayu milik keluarganya di belakang, dan mungkin kami tahu apa yg terjadi, setelah ayahnya tiba si pembantu menyambutnya dengan ramah, seperti tak umumnya yang senantiasa duka.
Ayah : "Eh Gabriel mana?"
Pembantu : "sedang bermain tuh diluar"
Ayah : "tapikan sudah larut malam...
Pembantu : ah biarin aja lah pak, anak itu emang badung, sejak bapak pulang malam ia senantiasa begini."
Ayah : " eh kamu tuh sebaiknya jaga dia, cepat panggil ia"
Pembantu : "tetapi pak, beliau gak pernah mau aku ajak pulang"
Ayah : "oke, bila begitu saya marahin aja si Gabriel, namun honor kamu saya ptong juga"
Pembantu : "namun pak?"
Si Ayah eksklusif masuk kamar dan menghiraukan si pembantunya. Hari semakin larut, si ayah mulai kawatir, dia kemudian pergi kekamar Gabriel buat memeriksanya, sehabis pintu dibuka ia melihat sosok Gabriel sedang berguru dimeja belajarnya dan beliau bilang, " Aku sayang ayah ", tiba-datang si Ayah terbangun di pagi hari, dia menerka itu cuma mimpi, si Ayah kemudian mengajukan pertanyaan ke pembantunya:
Ayah ; "si Gabriel mana?"
Pembantu : "Udah berangkat sekolah, kini mending bapak makan nih Roti isi Daging spesial untuk bapak"
Ayah : "ya udah, tumben si Gabriel berangkatnya pagi-pagi banget,"
Ia pun memakanya, tapi ia bilang dagingnya sedikit abnormal, pembantunya menjawab " paling keunggulan Mayonaise, si Ayah lalu berangkat kerja, di kantor dia melihat Gabriel sedang berlari ke lorong belakang, si Ayah memanggil Gabriel dan mengejarnya tetapi sayang dia tak memperoleh si Gabriel.
beliau berpikir "mungkin aja beliau anak orang yang lain", kebetulan ayahnya tak kerja lembur, dan dia pulang pada sore hari, beliau bilang ke pembantunya dimana Gabriel, si Pembantu menjawab beliau masih bermain di luar tuh sama teman-temanya.
dahulu si Ayah disuruh makan lagi, tapi kali ini Sup, beliau juga menyampaikan bila sup ini rasanya gila, si pembantu cuma menjawab kelebihan Cuka, si Ayah tidak menyadari seandainya daging yang dia makan yakni darah dagingnya sendiri! yg dibuat pembantunya sebagai kuliner.
Tengah malamnya si Ayah mendengar tangisan di Kamar Gabriel, dan esoknya dia juga medapati kalo Gabriel sudah pergi sekolah duluan, Kejadian itu terus berlanjut selama 4 hari, si Ayah akan jengkel dan kawatir beliau dahulu mencari Gabriel dan menanyakan ke keluarganya,
Ayah : "Eh maaf bu ganggu, ibu lihat Gabriel gak?"
Ibu-ibu : "Enggak pak, dia udah gx terlihat semenjak 5 hari yang lalu"
kemudian si Ayah bertanya ke temenya Gabriel
Ayah: "eh kita liat Gabriel gx, kemaren kita main sama Gabriel kan?"
Temen-temenya : "Enggak kok pak, kalian kemaren gx maen sama Gabriel, justru kemaren kami panggil dirumah Gabirel, ia gx menjawab, dan pembantu bapak bilang kalo Gabriel lagi Les matematika, gitu pak"
si Ayah marah kepada pembantunya dan mengobrak abrik seluruh rumah dikala ia menjatuhkan lemari makan di sana tertulis dari darah "Yah aku kemaren dijadiin sup ama roti sama pembantu kami lho pah, enak gx dagingku, oh ya sebelumnya aku juga digiling pah didalem penggiling rasanya gx enak banget pah, sempit"
si Ayah semakin marah dan menghacurkan penggiling dan keluarlah tangan anaknya, si Ayah terjatuh lemas, menangis atas kepergian anak sesuatu-satunya, dia betul-betul murka besar kepada pembantunya, ternyata si pembantu sudah kabur duluan, ia memburu si pembantu hingga ke tengah, tiba-tiba ditengah jalan telah ada kerumunan orang.
Tengah malamnya si Ayah mendengar tangisan di Kamar Gabriel, dan esoknya dia juga medapati kalo Gabriel sudah pergi sekolah duluan, Kejadian itu terus berlanjut selama 4 hari, si Ayah akan jengkel dan kawatir beliau dahulu mencari Gabriel dan menanyakan ke keluarganya,
Ayah : "Eh maaf bu ganggu, ibu lihat Gabriel gak?"
Ibu-ibu : "Enggak pak, dia udah gx terlihat semenjak 5 hari yang lalu"
kemudian si Ayah bertanya ke temenya Gabriel
Ayah: "eh kita liat Gabriel gx, kemaren kita main sama Gabriel kan?"
Temen-temenya : "Enggak kok pak, kalian kemaren gx maen sama Gabriel, justru kemaren kami panggil dirumah Gabirel, ia gx menjawab, dan pembantu bapak bilang kalo Gabriel lagi Les matematika, gitu pak"
si Ayah marah kepada pembantunya dan mengobrak abrik seluruh rumah dikala ia menjatuhkan lemari makan di sana tertulis dari darah "Yah aku kemaren dijadiin sup ama roti sama pembantu kami lho pah, enak gx dagingku, oh ya sebelumnya aku juga digiling pah didalem penggiling rasanya gx enak banget pah, sempit"
si Ayah semakin marah dan menghacurkan penggiling dan keluarlah tangan anaknya, si Ayah terjatuh lemas, menangis atas kepergian anak sesuatu-satunya, dia betul-betul murka besar kepada pembantunya, ternyata si pembantu sudah kabur duluan, ia memburu si pembantu hingga ke tengah, tiba-tiba ditengah jalan telah ada kerumunan orang.
sehabis dilihat oleh si Ayah, dia melihat pembantunya telah tidak terbentuk lagi, alasannya adalah terlindas truk yang hilang kontrol, kata si supir, beliau merasa mirip diusik anak kecil dan beliau langsung menekan pedal gas dan memenggokan ke arah pembantu itu.
sehabis peristiwa itu, si Ayah didapatkan mati menikam diri di kamar anaknya, dan setiap malam hari para tetangganya senantiasa mendengar tangisan di bab kamar si Gabriel, akhirnya rumah itu dibeli oleh Ustadz dan didoakan agar arwah mereka tenang di alam sana.
TAMAT
sehabis peristiwa itu, si Ayah didapatkan mati menikam diri di kamar anaknya, dan setiap malam hari para tetangganya senantiasa mendengar tangisan di bab kamar si Gabriel, akhirnya rumah itu dibeli oleh Ustadz dan didoakan agar arwah mereka tenang di alam sana.
TAMAT
Posting Komentar