Kiriman Member : TB Farhan Muhammad
pada malam hari aku menyaksikan rumah di sampingku yg sudah usang kosong tapi kini aku bahagia karena rumah itu tidak kosong lagi, ada sesuatu keluarga yg pindah di rumah itu dan saya menyaksikan sesuatu anak yang tampaknya seumuran denganku. saya ingin menjadi temannya, memang sudah usang aku tidak mempunyai tetangga yg ada anak-anak seumuran denganku, keesokan harinya aku akan berkenalan dengannya
"Ibu aku mau keluar ya" pintaku,
ibu mengiyakan kemauan ku itu kemudian aku secepatnya keluar dari rumah dan diam-diam melihat anak itu dari pagar rumahnya. Ia hanya termenung dan memperhatikan pohon besar yg berada di rumahnya itu sesekali ia mengunjungi pohon itu dan dia tersenyum sendiri. Aku membuka pintu pagarnya "Hey" kataku dengan ramah kemudian anak itu menengokku dan tersenyum, saya mendatangi anak itu
"mmmh sudah usang aku tak milik teman di kawasan sini, well kamu mau jadi temanku tidak?" Tanyaku
"ah... Iya" anak itu kelihatan gugup
"ok! Namaku Diko"
"panggil aku Tanrem"
"oh jadi namamu Tanrem? Eh aku ini penasaran sama kamu! Kenapa kau tidak jarang melihat pohon itu terus" tanyaku kebingungan
"sebab aku suka pohon" jawabnya singkat padat terperinci.
Setelah itu aku di ajak masuk ke rumahnya, aku menyaksikan panorama yang cukup abnormal alasannya adalah isi rumah Tanrem masih terlihat kotor dan berdebu
"orang renta kau di mana? Apa kamu mempunyai adik atau abang?" Tanyaku penasaran,
dia terdiam sejenak dan tiba-tiba saja parasnya menjadi pucat.
"aku tak memiliki seluruhnya?" Aku resah dengan perkataanya itu bukannya ketika pertama kali Tanrem pindah kesini kedua orangtuanya memuat barang-barang bawaannya dan kakaknya ikut membantunya serta adiknya yang saat itu kulihat sedang duduk di pohon besar yg sering ditonton Tanrem.
"Oh maaf ya" kataku dahulu saya dipersilakan duduk di sofanya yg kupikir itu sangat kotor "saya ambilkan minum dahulu ya" Tanrem pribadi pergi ke arah dapurnya. Beberapa menit dahulu saya mencium aroma menyengat yang sungguh tak yummy seperti bacin amis! Karena aku tak tahan dengan baunya akupun pergi menemui Tanrem dan ingin menanyakan wangi apa itu namun gres saja aku mau memasuki ruang dapur itu, tampakbahwa minuman yg dibuat Tanrem seperti di campurkan serbuk sesuatu dan saya membaca kotak bungkus itu, saya Kaget! Tertulis di situ RACUN TIKUS.
"Apa maksudnya ini, Tanrem sungguh jahat padaku, sobat barunya!"
Aku bergegas duduk ke sofanya lagi dan akan menyiapkan sesuatu, Tanrem tiba dengan terbatuk-batuk dan menyuguhkan minumannya itu
"Ayo diminum" pintanya
"maaf saya tidak inginminuman itu alasannya adalah mungkin saja kandungan diminuman itu menciptakan alergi-ku kambuh dan coba kau minum minuman itu!" Kataku sambil tersenyum
"tak sopan saya meminum itu alasannya adalah itu disediakan bagi tamu" Tanrem mengganti raut wajahnya menjadi licik
"saya pulang saja deh,alasannya adalah saya merasakan ada hawa kejahatan disini" celetukku asal.
Saat aku membuka pintunya pintu itu tidak mampu dibuka sepertinya di kunci "hey apa-apaan ini?! Buka pintunya" bentakku dulu ia tampak merunduk kebawah tetapi sesudah bangun tangannya mencengkram pisau yang berlumuran darah yang telah mengering "mau kemana kamu? Hehehe" katanya licik.
Aku sungguh ketakutan,dadaku seperti ditikam pisau walaupun iya belum menusukku, aku berusaha membuka pintu tetapi Tanrem makin erat. seketika saya lari memasuki ruangan yg bisa dikunci, ku kunci dengan segera ruangan itu dengan nafas terengah-engah, saat saya berbalik kebelakang kumelihat panorama yg menyeramkan! Ternyata orang bau tanah,kakak,adik Tanrem mati menyedihkan, darah dimana-mana dan isi perut yg keluar dari masing-masing keluarganya ditambah amis yg tidak sedap aku serasa ingin muntah.
Awalnya pintu itu diketok dengan halus,sekarang bermetamorfosis bunyi gobrakan pintu yang dahsyat kemudian Tanrem Menusuk pintu itu dengan pisaunya sampai membuat sebuah bolongan yang cukup untuk memasuki tubuhnya "Craaaang!" Aku memecahkan kaca untuk kabur tapi sebelum itu aku melemparkan kayu besar yang perihal kepala Harem.
Aku berlari menyumpat dibelakang pohon dan berupaya menelpon "911" saya menjelaskan seluruhnya dan polisi secepatnya pergi ke alamat yang telah kuberi tau dan sekarang aku mengetahui alasan yg terang mengapa Tanrem selalu memandang Pohon ini sambil tersenyum sebab terukir terperinci di balik pohon ini dengan goresan pena "MAAFKAN AKU SEMUANYA! AKU INGIN MEMBUNUH KALIAN SEMUA" mungkin membunuh yaitu hobinya dan kini saya yang menjadi targetnya.
Aku berlari menyumpat dibelakang pohon dan berupaya menelpon "911" saya menjelaskan seluruhnya dan polisi secepatnya pergi ke alamat yang telah kuberi tau dan sekarang aku mengetahui alasan yg terang mengapa Tanrem selalu memandang Pohon ini sambil tersenyum sebab terukir terperinci di balik pohon ini dengan goresan pena "MAAFKAN AKU SEMUANYA! AKU INGIN MEMBUNUH KALIAN SEMUA" mungkin membunuh yaitu hobinya dan kini saya yang menjadi targetnya.
tiba-datang Tanrem muncul dengan wajah yg sungguh lusuh dan jahat berlawanan dengan sebelumnya, aku berusaha lari dari rumahnya namun pagar itu di kunci dan Tanrem berupaya menyerangku dengan pisaunya itu namun saya terus lolos hingga kesudahannya ia berhasil menusuk perutku, saya jatuh tersungkur Tanrem ingin menjatuhkan tusukannya lagi keperutku namun keberuntungan berpihak kepadaku Genting rumah Tanrem rubuh menimpah dirinya sampai dia terjatuh dan sulit bagi bangkit lagi karna tertimpah dengan Genting yg lumayan banyak, saya menyeret-menyeretkan tubuhku untuk menjauhinya dan berteriak meminta tolong.
Setelah itu terdengar suara mobil polisi datang ke tempat tinggal ini secepatnya beliau membuka pagar ini alasannya terkunci secara paksa dua polisi itu merobohkannya, polisi sukses menemukanku kemudian dibawakannya saya ke rumah sakit dan berupaya menangkap Tanrem, Tanrem melaksanakan perlawan hingga-sampai ada sesuatu polisi yang ditusuknya ketika menghadang Tanrem pergi namun karenanya dia sukses dilumpuhkan, secepatnya dia dimasukan ke penjara dan akan dijatuhkan eksekusi mati.
3 hari kemudian aku di bolehkan pulang dari rumah sakit tapi aku masih sedikit takut sebab terdengar desas desus bila Tanrem berhasil kabur dari penjara dan hilang entah kemana tapi aku merasa gembira karena saya dan keluargaku akan pindah rumah pergi menjauhi rumah peristiwa pembunuhan itu supaya saya bisa melupakannya dan merasa aman dari serangan Tanrem.
3 hari kemudian aku di bolehkan pulang dari rumah sakit tapi aku masih sedikit takut sebab terdengar desas desus bila Tanrem berhasil kabur dari penjara dan hilang entah kemana tapi aku merasa gembira karena saya dan keluargaku akan pindah rumah pergi menjauhi rumah peristiwa pembunuhan itu supaya saya bisa melupakannya dan merasa aman dari serangan Tanrem.

Posting Komentar