Halloween Costume ideas 2015

Disini tempat bagi kamu yang bernyali besar karena konten-kontenya full dengan cerita misteri super horro

Ternyata Wanita Itu?

Kiriman Member : Rizky rachman

Mungkin belum saatnya atau masih dalam lindungan Allah SWT, itu yg saya alami dikala lolos dari kecelakaan ajal di tempat kebak kramat karanganyar Jawa Tengah. Tahun 1999-2004 saya masih tidak jarang mondar-mandir Surabaya-Solo. Tugasku di Solo sementara rumahku di Surabaya menjadikan hampir tiap 3-5 hari sekali saya naik Bis Jurusan Surabaya- Solo. Dari Surabaya lazimnya saya berangkat pukul 2 pagi.

Biasanya bis-bis Surabaya jam segitu benar-benarngejoss, waktu tempuh yg normalnya 6-7 jam dapat diringkes tinggal 4 jaman. Sport jantung harus, alasannya adalah sopirnya lebih senang tancep gas daripada nginjak rem. Ad interim seandainya dari Solo saya milih pulang jam 10 malam. Sama-sama lezat tinggal tidur saja, tahu-tahu telah hingga terminal. Begitulah kegiatan rutin yg aku alami waktu itu.

Pukul 02.15 bis patas“SK” jurusan Surabaya – Jogja sudah meninggalkan terminal Bungurasih. Penumpangnya tidak terlalu banyak, cukup longgar malah. Mulai Raya Klatek bis sudah tancap gas selalu. Aku milih duduk dibelakang Sopir, daerah duduk yang berdasarkan naluriku lebih “kondusif”.
Karena menurut statistik kecelakaan yg pernah saya baca, umumnya kecelakaan bis selalu mengkonsumsi korban yang duduk dideretan sebelah kiri, sementara dideretan kanan lebih kondusif. Mungkin ini naluri seorang sopir ya, alasannya umumnya yang dimakankan harus kernetnya.

Lepas dari rumah makan “D” saya mulai merasa agak ngantuk, maklum nyaris 3 jam mata enggan dipejamkan, tidak tahu kok malam itu sukar tidur. Entah sadar atau tidak (mungkin masih pada fase theta), saya melihat dikaca samping kawasan dudukku ada seorang perempuan cantik dengan rambut hitam panjang tersenyum kepadaku, tangannya yang kuning langsat mirip membawa seikat kembang mawar. Bibirnya nampak merah merona, dengan mata yg “riyep-riyep” mirip luna maya. Perempuan itu nampak sedang menari dengan lincahnya, iringannya lagu-lagu campursarian.

Aku sendiri merasa heran, namun nalarku seolah mati. Aku mengikuti tarian itu dengan seksama, dan sedikit menikmati. Setelah selesai menari wanita itu seolah melayang dan sudah ada disisiku “mas-e duduknya pindah ya, jangan disini namun disitu “katanya sambil menunjuk ke deretan ke lima sebelah kanan “lho kenapa mbak?” tanyaku agak tidak suka “sudahlah mas-e semestinya pindah dari sini” begitu dilakukannya hingga tiga kali, sesudah itu wanita itu menjauh dan hilang.

Agak geragapan saya bangkit serempak dengan bis yang datang-datang mengerem, berhenti untuk mengoptimalkan penumpang. Dua orang penumpang naik, seorang ibu dengan anaknya. Anaknya ngotot minta duduk dibelakang sopir “kuwatir mabuk” katanya ibunya kepadaku. Aku ngalah dan berdiri menunju bangku ke empat sebelah kanan yg kosong. Dengan agak menggerutu aku menduduki bangku itu, bis dulu berjalan lagi, dengan kencang menembus kegelapan malam. Bis kian lama kian kencang, ibu tadi berkali-kali mengingatkan sopir buat hati-hati. Tapi sopir itu tetap dingin.

Begitu memasuki daerah kebak kramat bis oleng, datang-datang brakkk bunyi sangat keras memukul bis. bis menabrak travel “R” dengan sangat keras dan gres berhenti sesudah menabrak pohon asem besar yang ada didepan makam kebak kramat, pandanganku jadi gelap. Bangun-berdiri terasa sangat perih dikedua sikuku, aku terlempar jauh dari bis. Jeritan menyayat hati terdengar disana-sini. Travel R hancur lebur, semua penumpangnya meninggal. Begitu juga dengan penumpang bis “SK”, banyak penumpangnya yang luka berat, darah dan kepingan kaca berantakan dimana-mana, bahkan ada sepotong tangan berlumur darah yang mampir diperutku.

saya sempat histeris sebab menduga tanganku putus. “tolonggggg tanganku putus-putussssss, tolong” jeritku sambil memegangi potongan tangan itu, “lha tangan sampean masih utuh gitu lho, cuma luka-luka gores kena pecahan kaca” kata bapak-bapak yang menolongku. “mana pak, lha ini lho tanganku..ini tanganku !!! “kataku sambil menunjukkan pecahan tangan itu. “sabar pak…sabar tangan bapak masih utuh itu dilihat” kata bapak itu dengan sabar, aku sadar kemudian melihat tanganku kiri dan kanan “lho iya, benar tanganku masih utuh ya pak? “Lha selalu ini tangannya siapa hiiii” sambil melempar tangan itu dibawah, badanku terasa hambar dan mata akan “semrepet” mau pingsan lagi.

Aku dahulu dibawa ke pinggir dihalaman sebuah warung soto. Dari daerah itu aku gres bisa menyaksikan dengan terperinci dahsyatnya tabrakan itu, banyak penumpang yang bergelimpangan, sebagian masih mengerang sakit tapi sebagian lagi pingsan, bahkan ada yg tak “ngukup” alias meninggal. Bisku sendiri hancur dibagian depan, yg membuatku tambah bergidik, ternyata sopir dan ibu serta anaknya yg duduk dibelakangnya meninggal, jenazahnya belum bisa dikeluarkan alasannya terjepit dingklik dan pintu.

Melihat itu, Aku kembali sujud syukur, baru kusadarii arti perayaan dari perempuan misterius yang berkali-kali memintaku pindah tempat duduk tadi. Perempuan yang seingatku keluar dari beling jendela, menari dan kemudian ngotot minta saya pindah kawasan duduk.

Berkali-kali aku menyebut nama Allah SWT, membayangkan jika aku tetap ngotot duduk dibelakang sopir tadi, tentu tubuhku sudah hancur lebur dijepit bangku dan pintu itu persis yang dialami oleh ibu dan anaknya yang takut mabuk tadi. Aku bersyukur dan mengucapkan terima kasih kehadirat Allah SWT, alasannya adalah telah mengutus makhluknya lainnya untuk mengingatkan dan memintaku pindah tempat duduk tadi.

Dari orang-orang yang kemudian membantu dan menawarkan minum kepadaku, saya gres tahu bahwa kawasan kebak kramat adalah tempat black spot, kawasan yang angker, daerah yang berkali-kali menjadi saksi bisu goresan maut dari banyak sekali jenis kendaraan. Sudah banyak korban yang luka-luka dan meninggal balasan kecelakaan didepan makam kebak kramat itu. Tak heran jika banyak sopir yg dahulu membunyikan klakson, atau menyalakan lampu dim dua kali
.


bahkan kadang ada yang melemparkan koin seribuan atau limaratusan rupiah disekitar jalan itu. “Supaya kalis ing sambekolo” alias agar terhindar dari bencana alam. Aku hanya geleng-geleng kepala sambil meringis kesakitan, mendengar keterangan itu. Aku tidak cerita mengenai perempuan yg telah mengingatkanku tadi malam, bagiku wanita tadi tetap menjadi misteri paling besar dalam kehidupanku. Menjadi tangan Allah SWT buat menyelamatkanku sehingga saya masih mampu kisah mirip ketika ini
Label:

Posting Komentar

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget