Halloween Costume ideas 2015

Disini tempat bagi kamu yang bernyali besar karena konten-kontenya full dengan cerita misteri super horro

Rumah Sakit Yg Angker

CSH - dari dongeng faktual (Kiriman Member)

Dering jam beker yg terletak di atas meja kamar tidurku berdering. Tanda peringatan bahwa suamiku harus minum obat yang sudah diresepkan dokter padanya. Aku selalu tertib merawat suamiku yg berbaring terkena penyakit asma. "Pak, bangun dulu Pak!, obatnya saatnya diminum" pintaku pada suamiku. Aku menjadi kaget, ternyata suamiku tidak sadarkan diri. Jam dua malam itu saya segera membangunkan kedua anakku. "Mas Anto, Dik Ani.... berdiri dulu nak, bapak perlu bantuanmu!" . Kedua ankku selalu bangkit

"Ada apa Ma?" tanya keduanya

"Telponkan petugas ambulance Rumah Sakit Daerah Ponorogo ya!, bapak butuh perlindungan secepatnya"

"Iya Ma" jawab anakku singkat

Aneh!, hanya berselang kurang lebih lima menit kendaraan beroda empat yang aku perlukan itu telah datang di depan rumahku. Padahal jarak antara Pulung desaku, dengan RSUD Dr. Hardjono ada kurang lebih beberapa puluh kilo lebih. Aku terdiam sedikit tercengang. Tapi mau bagaimana lagi, saya disambut dengan ramah oleh dua orang suster dan seorang sopir yang masih muda.

"Mari Bu, silahkan dampingi Bapak di belakang. Infusnya telah aku pasang. Ibu mulai ditemani beberapa orang suster di belakang"

Dalam perjalanan menuju rumah sakit, terasa saya melihat yg masuk akal menyaksikan pemandangan di sepanjang jalan Pulung Ponorogo. Dua orang suster yg menemani aku tercium wewangian yang harum sekali. Wajahnya elok jelita. Rambutnya semampai panjang. "Wah, jika dia masih bujang bakal aku jodohkan dengan Anto anakku.." batinku, tapi aku nggak berani mengungkapkan kata-kata padanya.

Nir beberapa usang saya sudah sampai di ruang UGD. Disana saya secepatnya mengelola administrasi di loket rawat inap. Dua orang suster dan sopirnya mengirim saya di suatu ruangan yang masih asing bagiku. Kira-kira dari UGD ke arah bagiun timur. Aku melewati lorong-lorong yang ramai. Aku melihat banyak pasien-pasien yang ditunggui oleh kerabatnya. Suamiku segera masuk di ruang yg aku lihat bangunan lama atau bangunan kuno.Sepertinya bangunan rumah sakit peninggalan Belanda. Aku menyaksikan kok ada beberapa dokter berparas bule di sana. Terus ada dua pasukan tentara Belanda yang keluar masuk bangsal. Aku termangu. Aku cubit kakiku... jangan-jangan saya bukan manusia lagi. Aku melamun seribu bahasa.
"Bu, silakan masuk , suami ibu telah berada di kamar Anggrek, dan tas ibu telah kalian simpan di lemari"
"ooh...oh...iya suster" saya kagetdan terheran-heran...."Padahal tas aku tadi aku cangking, lho kok sudah mereka bawa ya?"

Dalam situasi keheranan yang sungguh luar biasa, aku secepatnya memasuki kamar, tempat suamiku dirawat. Aku mencicipi kamar yang ditempati suamiku tampakluas dan higienis. perawat-perawatnya silih berubah berdatangan menunjukkan perawatan. "Ibu dari Pulung ya?" tanya dokter bule terhadap saya. "Ya Dok..." "Suami ibu tidak apa-apa kok. Dan nanti perlu dirawat tiga hari saja kok. Untuk itu saya minta ibu dan keluarga tidak usah keluar dari ruangan ini. Ibu mulai dilayani oleh suster seluruhnya. Makanan dan minuman telah tinggal ambil, cukup bagi hidup tiga hari..."
Selama tiga hari, kita dimanjakan dengan pelayanan yang sangat istimewa. Suamiku nampak semakin sehat. Demikian juga anak-anakku mereka nampak kalem tanpa tampakbeban dari raut wajahnya. "Bu, sudah saatnya ibu bisa pulang. Ini surat rujukan dari dokter, silakan diurus di ruang administrasi" pinta suster jelita yg selama ini merawat suamiku, dan melayani seluruh kebutuhanku di rumah sakit Dr. Hardjono

"Anto, kunjungilah kantor administrasi di depan sana ya?, habis berapa biaya perawatannya"

"Iya Ma"

Sesampai di depan anakku tekaget-terkejut . Semua loket bagi pembayaran manajemen nampak kosong semuanya. Demikian juga, ternyata rumah sakit tersebut telah tak ada penghuninya sedikitpun. Di sana ada tulisan ' Rumah Sakit Dr. Hardjono sudah pindah sejak September 2012 di Paju Ponorogo, seluruh layanan Kesehatan dipindahkan di sana!'
Bulu kudukku merinding. Aku dan keluargaku tercengang. Kamar yang tadinya luas dan indah, lengkap dengan fasilitas yang menakjubkan, sekarang kelihatan aktual lengang, kumal , sarat sarang keuntungan-laba, tak terawat, dan tanpa perawat.

"Lho ibu dari mana ini?" tanya satpam tiba-tiba

"A...aa..anu Pak, aku rawat inap di Ruang Anggrek!"

Satpam juga tercengang setengah mati. Bulu kuduknya merinding, mulutnya seakan terkunci rapat susah mengucapkan kata-kata... Aku dan keluarga bergegas, aib. Tapi aku bersyukur alasannya suamiku tampaksehat wal afiat. "Ma!, selalu siapa ya yang merawat kita tadi?". "Ah nggak tahu Pa... sudahlah, kita pulang dulu" kataku sambil meninggalkan RSUD Dr Hardjono yg usang.



Label:

Posting Komentar

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget