Kiriman Member : Putri Chari
Di suatu desa yang masih masuk wilayah banten yang terletak jauh keselatan dari kota serang, di lereng bukit tak jauh dari bendungan / waduk pamarayan tinggal seorang bapak yang keseharian nya berprofesi selaku petani sebut saja pak wiryo, selain mempunyai dua petak sawah pak wiryo juga memiliki kebun yg tidak jauh di belakang rumah nya yg cukup luas, ber aneka ragam tanaman yang menghasilkan buah di kebun petani ini, di antara nya durian, kecapi, tangkil dan dua buah yang yang lain nya.
Namun pada tahun itu kebun nya di dominasi oleh tanaman buah pisang yg memang era itu buah pisang selain memiliki harga nilai jual yg cukup stabil tapi juga terus berbuah tanpa mengenal isu terkini.
Pada suatu hari, tibalah saat waktu nya pak wiryo buat memanen tumbuhan pisang nya, pak wiryo sudah menyiapkan seluruh kebutuhan alat wajib nya seperti golok cangkul dan gerobak untuk mengangkut hasil kebunnya itu, tidak lama dahulu mulailah pak wiryo berangkat ke kebunnya bagi memetik hasil panen nya selepas dzuhur, dua jam berlalu, pak wiryo yang abad itu hanya seorang diri dengan tanpa kendala memetik hasil panen nya, walau pun kebun nya yg terbilang cukup luas, bagi pak wiryo bukan lah satu kendala karena untuk nya pekerjaan yg di kerjakan nya itu satu hal yg sudah biasa ia kerjakan dari saat muda lalu.
Tak terasa waktu bergulir dengan cepat, sehingga waktu ashar pun berlalu, sampai tak terasa hampir mendekati waktu maghrib, abad itu pak wiryo cuma tinggal menyelesaikan memanen satu baris lagi tanaman pisang nya, sempat terpikir oleh nya bagi menghentikan aktifitas nya pada sore hari tersebut dan mulai meneruskan sisa nya esok hari, sebab hari itu telah akan beranjak gelap, sebuah pertanda kalau sore hari itu mulai di gantikan malam.
Namun era itu, sesudah terpana sebentar, pak wiryo meneruskan pekerjaan nya, mungkin pikir nya tinggal dua pohon lagi gak hingga 15 menit pun mampu di selesaikan, simpulan sore hari yg sudah memasuki waktu magrib itu pak wiryo meneruskan pekerjaan nya dengan tergesa gesa berharap hari itu tuntas sudah memanen pisang hasil kebun nya
Satu dua tiga pohon oleh pak wiryo sekali babat dengan golok yg sungguh tajamnya pribadi ambruk dan eksklusif si buah pisang nya di naikan ke gerobak, tetapi, pada dikala hendak menebas dua pohon lagi yang sudah terhitung jari, disini akan terjadi ke anehan.
Saat pak wiryo mengayunkan golok nya bagi menebas pohon pisang yang seyogya nya sekali tebas pun mampu menciptakan rubuh pohon tersebut, datang datang golok yang setelah di ayunkan tentang batang pohon pisang malah membal atau tak mempan, insiden ini menciptakan pak wiryo kebingungan.
Dia cukup terkesiap dan terkejut pastinya akan ke anehan yang terjadi, dengan pandangan tidak berkesip pak wiryo kemudian mengarahkan lagi golok nya tersebut ke batang pohon pisang yang membal tadi, dan lagi lagi terjadi kecacatan mirip waktu pertama adalah golok nya membal kembali jangankan memangkas tergores pun tidak. Seakan akan pak wiryo periode itu menghantam bola karet kian beliau menyertakan tenaga nya untuk menebas pohon pisang tersebut, makin kencang pula senjatanya itu mantul kembali.
Pada momen yang serba gila itu pak wiryo makin bingung dan bergumam di hatinya, loh ada apa kah gerangan pohon pohon lainnya telah puluhan di babat ga ada problem, ko yang ini tida bisa saya babat pikir nya masa itu, namun pak wiryo belum juga berfikiran ada sesuatu pada pohon tersebut, dahulu dengan sekuat tenaga, sekali lagi pak wiryo menjajal bagi memotong pohon pisang itu dengan goloknya.
Untuk yang terakhir kali nya dengan sekuat tenaga dia mengayunkan golok nya ke pohon yg berkali kali gagal beliau babat …kemudian…BBuuuk.. namun seakan mulai ada tenaga dua kali lipat besar nya dari tenaga pak wiryo saat golok yang di ayunkan perihal tubuh pohon pisang tersebut, hingga menciptakan golok yg berada di tangan pak wiryo kali itu terpental dan bahkan menciptakan pak wiryo sendiri menjadi limbung, karena tak dapat mempertahankan keseimbangan tubuh nya, dulu pak wiryo pun terpelanting ke tanah.
Dengan posisi terduduk pak wiryo sambil memegangi kening nya yang sekarang jadi benjol mungkin ter antuk Batu saat jatuh tadi, pandanganan nya menjadi sedikit nanar, belum juga pak wiryo bangun dari posisi duduk nya sebab terpelanting tadi, kemudian tiba tiba ia menyaksikan sesuatu sosok yang keluar dari tubuh batang pohon pisang, walaupun dengan keadaan yang cukup pening kala itu, pak wiryo masih bisa menyaksikan dengan terperinci mahluk yg ada di hadapan nya, sesosok perempuan bergaun putih dengan rambut yang sangat panjang menjuntai kebawah menutupi nyaris semua wajah nya melayang pelan menghampiri diri nya, sampai menciptakan pak wiryo tersurut kebelakang berulang kali sampai final nya tubuh nya kaku tidak dapat bergerak.
Dalam ke adaan kaku, pak wiryo berusaha tetap hening, namun sekali lagi mahluk ini tertawa melengking lengking, sambil terus mendekati pak wiryo yang kala itu tubuh nya se mulai dipaku ke tanah, dengan jarak yang sudah sungguh bersahabat terlihat tampang mahluk itu pucat pasi dengan tertutup rambut nya yang panjang kemudian di setiap kulit wajah nya mirip timbul urat tampang yg berwarna kehijauan di nyaris keseluruhan dari paras mahluk ini, periode itu pak wiryo benar benar saling tatap menatap, namun mahluk itu tidak jua pergi malah terus semakin mendekat, hingga pada titik temu yang paling dekat mahluk ini membungkuk mendekatkan tampang nya kearah paras pak wiryo.
periode itu detak jantung pak wiryo berdegup sudah amat sungguh optimal, pada dikala mahluk itu membungkuk, sampai terlihat terang muka nya yang kurang lebih sesuatu jengkal dari muka pak wiryo, rupanya yg di lihat pak wiryo, yang tadi dikira tampang mahluk ini bermunculan urat warna hijau ternyata bukan urat paras , tapi melain kan muka si mahluk ini sempurna nya retak retak sampai seperti cermin yang pecah di tempel tempel kan kembali menjadi sesuatu di setiap bab nya,dan tak kalah menyeramkan nya lagi terlebih pada rongga dari mata mahluk itu hitam berlubang tanpa ada bola mata.
Lengkaplah sudah penderitaan pak wiryo di kebun nya itu, dengan tak mengkonsumsi waktu lama pandangan mata pak wiryo memudar dan simpulan nya tak sadarkan diri
Keluarga pak wiryo yang kala itu di rumah, menunggu bingung yg umum nya sang bapak nya ini tidak pernah pulang dari sawah atau kebun hingga larut malam, akhir nya dengan di Bantu beberapa tetangga dekat nya mencari eksistensi pak wiryo ke kebun, dan tidak lama pak wiryo pun di dapatkan dalam ke adaan tergolek tidak sadar kan diri, tidak jauh dari pohon pisang masih lengkap dengan pisang pisang nya di dalam gerobak yg tidak sempat di simpan di lumbung.
Begitulah kisah yg bisa aku ceritakan, kisah ini di ceritakan oleh anak dari bapak petani tersebut, yang sekarang merupakan ayah dari mitra saya yg kini satu kantor.
Kesimpulan :
Di Satu segi si mahluk itu dengan berhasil nya menjahili kakek kawan saya, tapi di satu segi juga, memang telah seharus nya kakek kawan aku itu mesti nya menuruti dikala naluri hati nya bagi menghentikan aktifitas nya karena sudah menjeleng magrib.
Di suatu desa yang masih masuk wilayah banten yang terletak jauh keselatan dari kota serang, di lereng bukit tak jauh dari bendungan / waduk pamarayan tinggal seorang bapak yang keseharian nya berprofesi selaku petani sebut saja pak wiryo, selain mempunyai dua petak sawah pak wiryo juga memiliki kebun yg tidak jauh di belakang rumah nya yg cukup luas, ber aneka ragam tanaman yang menghasilkan buah di kebun petani ini, di antara nya durian, kecapi, tangkil dan dua buah yang yang lain nya.
Namun pada tahun itu kebun nya di dominasi oleh tanaman buah pisang yg memang era itu buah pisang selain memiliki harga nilai jual yg cukup stabil tapi juga terus berbuah tanpa mengenal isu terkini.
Pada suatu hari, tibalah saat waktu nya pak wiryo buat memanen tumbuhan pisang nya, pak wiryo sudah menyiapkan seluruh kebutuhan alat wajib nya seperti golok cangkul dan gerobak untuk mengangkut hasil kebunnya itu, tidak lama dahulu mulailah pak wiryo berangkat ke kebunnya bagi memetik hasil panen nya selepas dzuhur, dua jam berlalu, pak wiryo yang abad itu hanya seorang diri dengan tanpa kendala memetik hasil panen nya, walau pun kebun nya yg terbilang cukup luas, bagi pak wiryo bukan lah satu kendala karena untuk nya pekerjaan yg di kerjakan nya itu satu hal yg sudah biasa ia kerjakan dari saat muda lalu.
Tak terasa waktu bergulir dengan cepat, sehingga waktu ashar pun berlalu, sampai tak terasa hampir mendekati waktu maghrib, abad itu pak wiryo cuma tinggal menyelesaikan memanen satu baris lagi tanaman pisang nya, sempat terpikir oleh nya bagi menghentikan aktifitas nya pada sore hari tersebut dan mulai meneruskan sisa nya esok hari, sebab hari itu telah akan beranjak gelap, sebuah pertanda kalau sore hari itu mulai di gantikan malam.
Namun era itu, sesudah terpana sebentar, pak wiryo meneruskan pekerjaan nya, mungkin pikir nya tinggal dua pohon lagi gak hingga 15 menit pun mampu di selesaikan, simpulan sore hari yg sudah memasuki waktu magrib itu pak wiryo meneruskan pekerjaan nya dengan tergesa gesa berharap hari itu tuntas sudah memanen pisang hasil kebun nya
Satu dua tiga pohon oleh pak wiryo sekali babat dengan golok yg sungguh tajamnya pribadi ambruk dan eksklusif si buah pisang nya di naikan ke gerobak, tetapi, pada dikala hendak menebas dua pohon lagi yang sudah terhitung jari, disini akan terjadi ke anehan.
Saat pak wiryo mengayunkan golok nya bagi menebas pohon pisang yang seyogya nya sekali tebas pun mampu menciptakan rubuh pohon tersebut, datang datang golok yang setelah di ayunkan tentang batang pohon pisang malah membal atau tak mempan, insiden ini menciptakan pak wiryo kebingungan.
Dia cukup terkesiap dan terkejut pastinya akan ke anehan yang terjadi, dengan pandangan tidak berkesip pak wiryo kemudian mengarahkan lagi golok nya tersebut ke batang pohon pisang yang membal tadi, dan lagi lagi terjadi kecacatan mirip waktu pertama adalah golok nya membal kembali jangankan memangkas tergores pun tidak. Seakan akan pak wiryo periode itu menghantam bola karet kian beliau menyertakan tenaga nya untuk menebas pohon pisang tersebut, makin kencang pula senjatanya itu mantul kembali.
Pada momen yang serba gila itu pak wiryo makin bingung dan bergumam di hatinya, loh ada apa kah gerangan pohon pohon lainnya telah puluhan di babat ga ada problem, ko yang ini tida bisa saya babat pikir nya masa itu, namun pak wiryo belum juga berfikiran ada sesuatu pada pohon tersebut, dahulu dengan sekuat tenaga, sekali lagi pak wiryo menjajal bagi memotong pohon pisang itu dengan goloknya.
Seperti yang sudah telah golok nya kembali membal terpental, tapi kini dengan membal nya golok di tangan pak wiryo sambil di barengi dengan ada suara dari pohon tersebut, bunyi itu berbunyi!!…. hihihi….hihihi….hihihi… cekikikan pelan, seperti orang yang merasa kegelian cekikian tetapi samar samar
Pak wiryo yg kurun itu di antara mendengar dan tak suara itu, celingukan seperti mendengar sesuatu, sedikit meremang bulukuduk nya, namun sebab periode itu dia mungkin sedang konsentrasi untuk menebang pohon pisang yg membuat nya kesal, dia tak ambil sakit kepala.
Pak wiryo yg kurun itu di antara mendengar dan tak suara itu, celingukan seperti mendengar sesuatu, sedikit meremang bulukuduk nya, namun sebab periode itu dia mungkin sedang konsentrasi untuk menebang pohon pisang yg membuat nya kesal, dia tak ambil sakit kepala.
Untuk yang terakhir kali nya dengan sekuat tenaga dia mengayunkan golok nya ke pohon yg berkali kali gagal beliau babat …kemudian…BBuuuk.. namun seakan mulai ada tenaga dua kali lipat besar nya dari tenaga pak wiryo saat golok yang di ayunkan perihal tubuh pohon pisang tersebut, hingga menciptakan golok yg berada di tangan pak wiryo kali itu terpental dan bahkan menciptakan pak wiryo sendiri menjadi limbung, karena tak dapat mempertahankan keseimbangan tubuh nya, dulu pak wiryo pun terpelanting ke tanah.
Dengan posisi terduduk pak wiryo sambil memegangi kening nya yang sekarang jadi benjol mungkin ter antuk Batu saat jatuh tadi, pandanganan nya menjadi sedikit nanar, belum juga pak wiryo bangun dari posisi duduk nya sebab terpelanting tadi, kemudian tiba tiba ia menyaksikan sesuatu sosok yang keluar dari tubuh batang pohon pisang, walaupun dengan keadaan yang cukup pening kala itu, pak wiryo masih bisa menyaksikan dengan terperinci mahluk yg ada di hadapan nya, sesosok perempuan bergaun putih dengan rambut yang sangat panjang menjuntai kebawah menutupi nyaris semua wajah nya melayang pelan menghampiri diri nya, sampai menciptakan pak wiryo tersurut kebelakang berulang kali sampai final nya tubuh nya kaku tidak dapat bergerak.
Dalam ke adaan kaku, pak wiryo berusaha tetap hening, namun sekali lagi mahluk ini tertawa melengking lengking, sambil terus mendekati pak wiryo yang kala itu tubuh nya se mulai dipaku ke tanah, dengan jarak yang sudah sungguh bersahabat terlihat tampang mahluk itu pucat pasi dengan tertutup rambut nya yang panjang kemudian di setiap kulit wajah nya mirip timbul urat tampang yg berwarna kehijauan di nyaris keseluruhan dari paras mahluk ini, periode itu pak wiryo benar benar saling tatap menatap, namun mahluk itu tidak jua pergi malah terus semakin mendekat, hingga pada titik temu yang paling dekat mahluk ini membungkuk mendekatkan tampang nya kearah paras pak wiryo.
periode itu detak jantung pak wiryo berdegup sudah amat sungguh optimal, pada dikala mahluk itu membungkuk, sampai terlihat terang muka nya yang kurang lebih sesuatu jengkal dari muka pak wiryo, rupanya yg di lihat pak wiryo, yang tadi dikira tampang mahluk ini bermunculan urat warna hijau ternyata bukan urat paras , tapi melain kan muka si mahluk ini sempurna nya retak retak sampai seperti cermin yang pecah di tempel tempel kan kembali menjadi sesuatu di setiap bab nya,dan tak kalah menyeramkan nya lagi terlebih pada rongga dari mata mahluk itu hitam berlubang tanpa ada bola mata.
Lengkaplah sudah penderitaan pak wiryo di kebun nya itu, dengan tak mengkonsumsi waktu lama pandangan mata pak wiryo memudar dan simpulan nya tak sadarkan diri
Keluarga pak wiryo yang kala itu di rumah, menunggu bingung yg umum nya sang bapak nya ini tidak pernah pulang dari sawah atau kebun hingga larut malam, akhir nya dengan di Bantu beberapa tetangga dekat nya mencari eksistensi pak wiryo ke kebun, dan tidak lama pak wiryo pun di dapatkan dalam ke adaan tergolek tidak sadar kan diri, tidak jauh dari pohon pisang masih lengkap dengan pisang pisang nya di dalam gerobak yg tidak sempat di simpan di lumbung.
Begitulah kisah yg bisa aku ceritakan, kisah ini di ceritakan oleh anak dari bapak petani tersebut, yang sekarang merupakan ayah dari mitra saya yg kini satu kantor.
Kesimpulan :
Di Satu segi si mahluk itu dengan berhasil nya menjahili kakek kawan saya, tapi di satu segi juga, memang telah seharus nya kakek kawan aku itu mesti nya menuruti dikala naluri hati nya bagi menghentikan aktifitas nya karena sudah menjeleng magrib.
Posting Komentar