Halloween Costume ideas 2015

Disini tempat bagi kamu yang bernyali besar karena konten-kontenya full dengan cerita misteri super horro

Hantu Dibawah Kasur

CSH - Cerita ini sebetulnya bermula semenjak saya kecil. Masih samar-samar di ingatanku, saya kadang menggedor kamar mama malam-malam dalam kondisi ngompol. Mama secepatnya mengganti baju tidurku, membawaku kembali ke kamar dan menemani sampai saya terlelap lagi.

Hampir begitu kejadiannya setiap malam, sampai kesannya mama kesal dan memarahiku. Aku lantas tak berani lagi membangunkannya malam-malam. Aku mulai memilih bersembunyi di dalam lemari hingga tertidur di sana hingga esok harinya.

Aku tak ingat kapan hal itu berhenti. Aku akan memikirkan hal lain dan asyik bermain atau melakukan banyak hal seiring beranjak dewasanya saya. Namun, insiden yg pernah kualami di masa kecil itu datang-datang kembali lagi. Tepat pada hari ulang tahunku yg ke-17.

***

Selesai makan malam di rumah eyang, kita kembali ke rumah. Dalam kondisi ngantuk berat, saya enggan mengganti dress yang kukenakan di pesta tadi. Kubiarkan tubuhku limbung dalam kondisi telungkup di kasur, dan akupun akan terlelap.

Aku tidak tahu jam berapakah saat itu, Tiba-tiba kurasakan hawa hambar menyelimuti kamar. Mataku terbelalak. Setengah sadar dan masih mengantuk, aku merasa ada yang memegang tanganku. Dingin. Sangat cuek. Aku terhenyak. Dan kutarik tangan itu.
Sepi. Tak ada sedikitpun suara yg kudengar malam itu. Bahkan jangan berharap ada suara jangkerik di kota kecil ini. Semua lahan telah bermetamorfosis gedung di mana tidak ada lagi ruang bagi serangga meningkat biak lagi.

Aku bengong. Berpikir, hendak apa saya. Apakah saya mesti turun dan menyaksikan ada apa di bawah kolong tidurku.

Jantungku berdegup begitu kencang, saat aku perlahan mendengar desah nafasan yg berat. Aku merinding. Begidik dan beringsut ke tembok. Aku tahu, ada seseorang di sana. Entah siapa. Aku berteriak sekuat tenaga memanggil orang tuaku. Tapi tenggorokanku tercekik. Tak sedikitpun suara keluar dari tenggorokanku.
Lalu, saya melihatnya. Keluar merangkak dari bawah kolong tempat tidurku. Sosok ajaib dengan tubuh pucat pasi. Tubuhnya sebagian tak tepat, dan seperti bekas dicambuk dengan busana compang camping. Entah dari mana asalnya, dan entah berapa lama dia tak membersihkan dirinya.

Sekali lagi aku berusaha berteriak. Dan hingga saya terjaga, hari itu telah siang. Aku tertidur di dalam lemari pakaianku, mirip dikala masih kecil lalu.

“Tin, kenapa kau malah tidur di sini?” tanya mama.

“Maaaa… aku… saya menyaksikan hantu!” pekikku sambil menunjuk kolong tempat tidurku.
“Ngaco ah kamu. Mana ada hantu di jaman seperti ini? Kamu ini seperti waktu kecil dahulu deh. Begini juga, mama kadang memperoleh kamu tidur di dalam lemari. Mama nggak ngerti deh, kok mampu kau tidur di dalam lemari. Apa enaknya?”

Mamaku tak jua mau memahami saya. Aku gundah mesti bercerita pada siapa. Aku bergegas ke sekolah dan ingin pergi meninggalkan kamar.

***
“Nama kamu, Tina kan?” sapa seorang perempuan paruh baya yg tidak pernah kulihat sebelumnya. “Iya bu, ibu siapa ya kok dapat tahu nama saya?”

“Tidak penting siapa aku. Aku hanya tiba untuk mengingatkanmu. Kau cepatlah pergi dari rumah sial itu, atau nyawamu yang jadi taruhannya.”

“Maksud ibu, apa?” tanyaku.

Ibu itu cuma berlalu, berlangsung cepat ke arah sebuah gang di erat sekolahku. Saat kukejar, beliau sudah hilang entah ke mana.

***
“Ma, tadi ada insiden abnormal deh. Masa ada ibu-ibu yg nyuruh aku pergi dari rumah sih,” kataku sambil membanting tas di meja makan. Aku mengintip ada sajian apa siang ini yg dihidangkan untukku.

Mamaku termangu. Menghentikan segala kegiatannya tanpa merespon apapun perkataanku.

Tiba-tiba beliau berbalik badan dan mengajakku ke rumah eyang.

***

“Kenapa datang-datang mama mengajakku ke rumah eyang sih, ma?” tanyaku di dalam kendaraan beroda empat.

“Nanti kau juga tahu…” kata mama.

Aku melamun di dalam kendaraan beroda empat. Merasa curiga, seperti ada hal yang tidak beres saja.

Sesampainya di rumah eyang, aku turun dan memeluk eyang seperti biasa. Mama kemudian bermain mata pada eyang. Dan secara datang-datang dia juga sama tegangnya mirip Mama.

“Sudah saatnya kau bercerita wacana hal itu Astuti,” kata eyang terhadap mama.

Aku gundah tak mengetahui, ada apa sih sesungguhnya?
“Setahun sebelum kamu lahir, papa dan mama menikah. Kami lantas berbelanja rumah itu. Sudah ada yg pernah memberi tahu bahwa rumah itu berhantu. Tapi kami tak percaya. Sebulan, dua bulan kami tinggal di sana mirip tak ada yg gila. 


Kami kalem-santai saja, hingga akibatnya kau lahir, mulai ada insiden asing di rumah itu. Rupanya dulu ada keluarga yang tinggal di sana, di mana kedua orangtuanya sesungguhnya tidak menginginkannya. 

Entah bagaimana ceritanya, anaknya dibantai dan dikubur sempurna di bawah kawasan tidurmu. Anak itu jatuh cinta terhadap papa dan mama yg selalu bersikap sepatutnya orang tua. Ia cemburu padamu. Suatu hari, mama pernah berjumpa dengannya, mama berkata, telah saatnya dia pergi dan tak lagi penasaran lagi di dunia. 

Entah bagaimana, dia menurut saja. Ia tidak pernah timbul lagi dan menghilang. Awalnya mama telah curiga saat kamu sering mengganggu tidur mama di ketika kecil lalu. Tapi mama pikir karena dikala itu kamu mencari perhatian saja. Maaf ya, mama sudah mengacuhkan kau…”

Cerita mama membuatku terkejut . Kaprikornus selama ini mama sudah tahu ada hantu yg menggangguku. “Ma, aku nggak mau balik lagi ke tempat tinggal itu! Kita mesti pergi, ma. Ibu itu telah mengingatkan aku jikalau saya kembali ke tempat tinggal itu, aku akan mati!” kataku cemas dan larut dalam tangis.
“Nir, kamu mesti tetap kembali ke rumah itu. Kau mesti dapat menerangkan padanya bahwa beliau semestinya telah damai di alam sana. Mungkin cuma kamu yg bisa membuatnya percaya dan arwahnya tenang,” kata nenek.

Setelah aku damai, mama mengajakku kembali pulang ke rumah. Aku masih merasa takut. Aku merasa tak hening.

***

Malam itu, saya menyiapkan diriku baik-baik. Kalau nanti malam aku terbangun dan melihatnya lagi, aku harus beranikan diriku buat berkata apa yang dikatakan eyang padaku.

Aku tertidur. Dan terbangun dalam keadaan telungkup dengan tangan menjulur ke arah kolong. Kurasakan degup jantungku sangat kencang. Dia di sana. Sedang memegang tanganku.
Akupun berupaya menarik tanganku, tapi begitu berat dan aku tidak mampu. Justru dalam hitungan detik, aku ditariknya ke dalam kolong. Gelap. Pengap. Aku melihatnya lagi. Tepat di depan mataku. Ia sosok yg sangat menyeramkan, tanpa senyum sedikitpun di parasnya. Aku berupaya menerangkan maksudku kepadanya, namun dia marah dan menarikku makin dalam dan dalam… Aku tidak sadarkan diri.

***

Aku membuka mataku, sepertinya sudah pagi. Tetapi pandangan mataku buram, seperti tertutup kisi-kisi pintu lemari. Ahh… aku tertidur lagi di dalam lemari kamarku. Tetapi, suara apakah itu?

“Tin, bangkit sudah siang. Masa kau nggak sekolah sih?” bunyi mama membangunkan seseorang di ranjang kamarku. Aku mengintip dari sela-sela lemari.

“Iya, ma. Sebentar lagi dong. Tina masih pengen dipeluk mama nih…” kata suara itu.

Oh Tuhan, apa yang terjadi? Mengapa aku melihat diriku sendiri di kamarku? Mengapa aku menyaksikan mama di kamarku melakukan bareng diriku yang yang yang lain? Lalu, siapakah saya? Aku ini apa? 

Tidakkkkkk…..



Label:

Posting Komentar

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget