Kiriman Member : Fadli Hafidz
CSH - Karena himpitan ekonomi di tambah dengan hutang yg menumpuk dan sudah jatuh tempo mesti secepatnya di lunasi, membuat Janik berpikiran pendek.
Dalam keadaan galau dan stress
beliau lari kepad dukun sakti yang konon mampu membantu kesulitannya.
Di depan nyi seketi, janik mengutarakan tujuannya. Nyi Seketi mengangguk-angguk, ia kemudian memamerkan syarat kepada Janik untuk membawakan bayi yang masih merah hidup atau mati untuk di jadikan tumbal. Sebenarnya sungguh berat bagi Janik menyanggupi usul itu tapi alasannya tidak ada opsi yg yang lain beliau menyanggupi.
untuk membuat lebih gampang bisnisnya janik hilir pulang kampung di sekitar klinik bersalin. Secara kebetulan di sebuah klinik ada ibu yg melahirkan bayinya dan mati. Janik berfikir seandainya menenteng bayi yg telah mati mungkin sang ibu tidak mulai terlalu merasa kehilangan.
Dengan berpura-pura selaku kerabat Janik mengambil bayi itu dulu membungkus dengan kain dan membawanya. Tiba di gubuk nyi Seketi janik menyerahkan bayi tersebut, tanpa banyak kata nyi Seketi memangkas bayi itu dan mengkonsumsi tiap potongnya seperti memakan ayam goreng. Janik yg menyaksikan jadi mual dan enek tetapi ia membisu saja.
Karena kekenyangan nyi Seketi tidak menyantap seluruhnya hanya memakan tangan, kaki dan jantungnya. sisanya ia meminta Janik bagi menguburnya. Lalu janik membungkusnya dengan kain dan menguburkannya di belakang gubuk nyi Seketi.
"Lalu bagaimana dengan permintaan aku Nyi? tanya Janik."Pulanglah apa yang kau harapkan sudah terpenuhi utang-utangmu bakal lunas !" Jawab nyi Seketi.Akhirnya Janik pulang ke rumah. sesampainya di rumah istrinya memberi kabar gembira.
"Mas saya bisa hadiah seratus juta dari undian sabun, utang-utang kalian bakal lunas, kalian takkan jadi gembel jalanan," seru istrinya girang bukan main.
Janik teringat nyi Seketi. Dalam pikirannya, tak salah aku datang kesana. Janik tersenyum kepada istrinya, namun ia tak menceritakan kepergiannya ke daerah dukun pesugihan.
Selanjutnya hidup Janik mirip ketiban pulung dan kehidupannya berganti 180 derajat. Kini beliau menjadi orang yang kaya raya, dan apa yang dia ingin mampu ia beli. Kebahagiaan Janik kian bertambah ketika istrinya hamil anak yg ketiga. Dengan penuh kasih sayang Janik mempertahankan istrinya sampai tiba waktunya melahirkan.
Betapa kagetdan terpukulnya Janik ketika anaknya telah lahir, wujudnya sungguh memprihatinkan dan menyeramkan. Selain tak memiliki kedua tangan dan kaki, jantung bayi juga mengalami kelainan. Tak terbayangkan betapa shock, duka dan terpukul Janik mendapati anaknya yang terlahir cacat itu.
Tiba-tiba Janik teringat dengan nyi Seketi, jangan-jangan apa yang terjadi ini buah dari tindakan nyi Seketi dahulu yang pernah menyantap mayat bayi. Sesungguhnya tumbal yang di maksud nyi Seketi tidak yg yang lain merupakan anaknya sendiri. Penyesalan memang selalu datang telat.
Tetapi sesudah anaknya berumur dua tahun, Tuhan memanggilnya. Tentu saja Janik dan istrinya merasa sungguh kehilangan. Mungkin inilah yang terbaik buat anaknya dalam bathin Janik.
Dalam benak Janik masih tersimpan penyesalan yg dalam. Akibat dari nafsu ingin cepat kaya tapi dengan cara jalan yang sesat, beliau mengorbankan keluarganya.
Dalam hati, Janik ingin kembali mirip lalu. Terasa percuma memiliki kekayaan namun tak mendapatkan kebahagiaan dari kekayaannya. Bersekutu dengan jin atau setan pasti terus ada konsekuensinya. Mereka tidak akan memberi tanpa ada jaminan dari pengikut-pengikutnya. Dalam persoalan Janik merekapun meminta jaminannya ialah salah sesuatu anggota keluarga Janik.
SELESAI.
Posting Komentar