Halloween Costume ideas 2015

Disini tempat bagi kamu yang bernyali besar karena konten-kontenya full dengan cerita misteri super horro

Dinding


Aku dan istriku baru pindah ke apartemen gres.
Apartemen itu tergolong kecil; hanya ada dapur,satu
kamar tidur,satu kamar mandi, dan ruang keluarga.
Semua bab ruangan juga tergolong kecil, Kami tak begitu memusingkan hal ini karna harga sewanya tidak mengecewakan murah. Aku dan istriku tidak memiliki cukup uang untuk menyewa apartemen lain lagi, jadi kalian berusaha membuat kita merasa nyaman di apartemen baru kita ini.

Satu hal teraneh disini merupakan dinding bagian kiri mirip berongga, seperti ada ruang didalamnya. Sedangkan dinding sebelah kanan terbuat dari beton yang kuat. Aku tidak menyadari hal ini saat pertama kali kalian pindah. Tetangga kita sangat
perorangan sekali. Ketika kita pindah, sesuatu-satunya
tetangga yang beramah tamah pada kita yakni
pasangan White. Pasangan itu tinggal tepat di sebelah apartemen kalian,dan mereka yakni pasangan tua (kakek-nenek). Mereka sangat bagus. Ketika pertama kali kami datang, mereka membawakan kita kado “welcome to the building”, yg mana terus mereka
lakukan pada setiap penghuni gres apartemen. Mereka memberi kalian beberapa potong pie apel yang sungguh enak.

Sekitar lima atau enam bulan sehabis aku dan
istriku pindah, tiba seorang laki-laki yg gres pindah juga, yang kamarnya sempurna disebelah kamar kita. Aku ingat pertama kali kita bertemu. Saat itu, saya baru pulang dari membeli bahan-materi makanan, dan ketika saya menaiki tangga, secara tak sengaja saya menabrak seseorang dibelakangku. “Maaf, permisi tuan...” Tapi saya tak tahu siapa nama pria ini. Gedung apartemen kami sungguh kecil, jadi sangat memungkinkan seseorang mengenali sesorang yg yang lain.

Pria yg aku berkelahi itu kira-kira berusia setengah
baya. Mungkin 50 tahunan. Dia agak sedikit ajaib, kurasa. Diwajahnya banyak kerutan karna usia,
kulitnya putih pucat, dan rambut panjang hitamnya
yang berminyak tak terawat. Dia kelihatan tak
begitu sehat dan perlu ke dokter. Matanya berwarna
ungu gelap, aku belum pernah menyaksikan mata mirip itu sepanjang hidupku. “Peters” laki-laki itu tersenyum lebar. Giginya sungguh menjijikkan, mirip tidak pernah dibersihkan sehingga kotorannya kelihatan membusuk disela-sela giginya. Aku
dapat mencium wangi busuknya dari tempatku, yang
mana mirip amis anyir dari sisa daging yang telah
membusuk. Tapi, diluar penampilanannya yang 'menakutkan', dia cukup baik.

“Senang berjumpa anda, pak Peters. Namaku Matt.
Apakah kamu baru di apartemen ini?” tanyaku. Senyum tuan Peters menjadi kian lebar. Seperti ditarik dari segi telinga kiri sampai ke telinga kanannya. Aku heran, bagaimana mampu insan mampu tersenyum selebar itu. “Ya, aku baru pindah, dan tinggal tepat disebelah kamarmu.” Dia berkata dikala kalian berdua melangkah naik kelantai atas.
Ketika kalian hingga dilantai atas, pak Peters melangkah dengan segera ke pintu, membukanya, dan menutupnya langsung. Itu sungguh gila, pikirku. Dia sangat cepat. Aku menghela nafas. “Bagus, kini aku punya tetangga yang ajaib”gerutuku.

Jam memperlihatkan pukul 4 sore. Sandra, istriku, masih berada ditempat kerjanya. Dia seorang hair stylist, dan aku seorang chef di restoran Italia setempat. Tapi kini restoran itu sudah tutup. Aku meletakkan belanjaanku ke meja dapur dan akan buat menatanya. Aku tidak belanja banyak, cuma
beberapa liter susu, mentega, daging asap, dan sekotak cereal.

Kemudian, saya mendapat sms sari temanku,
Tyler. “Bro, aku akan memberimu permainan gres
'The Red Dead Redemption', dan kamu mesti tiba kesini buat mengambilnya dan kita bisa bermain
bareng .” Begitulah isi pesannya. Sebenarnya
sekarang saya bukan lagi seorang pecandu game, namun Tyler yaitu teman terdekat ku yg aku punya dikala ini, saya tidak mau mengecewakannya. Kami telah berteman sejak disekolah menengah. Aku dulu milik Xbox 360, Tyler dan aku mulai bermain bareng sepanjang waktu.
Aku tidak mempunyai jadwal atau satu yg
mempesona untuk ku kerjakan hari ini, jadi saya membalas pesan Tyler mengatakan jika saya akan pergi ketempatnya.

Ketika aku hendak pergi, saya mendengar bunyi gaduh yg keras berasal dari dinding. Aneh
sekali, karna itu terdengar begitu terang. Aku mendekati sisi kiri dinding dan kuketuk halus dinding itu dengan jariku. Dinding itu mirip mempunyai rongga, seperti kayu. Lalu saya ke sisi sebelah kanan, aku mengulang mengetuk dindingnya, tapi dinding bab ini yakni dinding yang padat, tidak berongga. Aku heran mengapa tukang bangunan yg membangun tempat ini menciptakan satu bab dinding berongga dan bagian yang lain kokoh.
Tapi saya kira itu berasal dari kamarnya pak Peters.
Mungkin saja beliau melakukan berbenah apartemen barunya, batinku. Tapi, apakah itu benar? Dia tidak membawa apapun saat aku melihatnya tadi. Aku mengangkat pundak ku, tak tahu. Lalu langsung pergi menemui Tyler.

Aku kembali ke apartemen sekitar pukul 5 dengan
game baruku, dan aku bahagia saat aku kembali
bunyi gaduh dari pak Peters itu tidak terdengar lagi.
Aku tak menghiraukan apa yang beliau dilakukan, selama tak benar-benar mengusik. Aku membangkitkan game-ku dan memasang headset. Aku milik headset yg sangat bagus, headset nya menangkap bunyi dengan tepat. Aku dan Tyler bemain online, jadi kalian dapat bermain dari rumah masing-masing. Kami bermain nyaris 3 jam. Sebenarnya saya ingin bermain lebih usang, namun Sandra akan pulang sekitar pukul 8. Aku
memberi tahu Tyler aku mesti berhenti main kini, dan aku menawarkan padanya bila kami mampu bermain lagi besok sehabis pekerjaanku tamat.
Tyler tak memiliki pekerjaan, namun beliau memang tak butuh pekerjaan, saya rasa. Ayahnya yakni seorang yang kaya yang memiliki dua perusahaan minyak atau semacamnya, aku lupa persisnya. Tapi setahuku, ayahnya memanjakannya, memberikan dia uang berapa banyakpun yg ia minta, buat melaksanakan hal-hal yg tak berkhasiat sama sekali.

Aku menghentikan permainan, dan beranjak dari bangku bagi memperlihatkan Sandra sebuah pelukan hangat. Kami berbincang banyak hal, apa saja yg kita lewati hari ini. Kemudian saya teringat pak Peters. “Apakah kau tahu seseorang yg baru pindah disebelah kami?”tanyaku. Sandra berkata jikalau dia tidak tahu. Aku merasa ajaib beliau tidak mengetahui pak Peters. Aku menetapkan untuk mengajukan pertanyaan pada pasangan White besok pagi. Mereka mengetahui seluruh orang di gedung apartemen ini. Mereka mungkin telah memanggang pie apel dan bersiap diberikan pada pak Peters.

Aku tak mampu tidur nyenyak semalaman. Aku
bermimpi asing perihal pak Peters. Dalam mimpiku beliau berdiri diatas tempat tidurku, istriku ada disampingku juga. Pak Peters tersenyum menyeramkan. Aku hendak sedang satu; membangunkan istriku, berlari dalam cemas, atau yg yg yang lain. Tapi aku mengurungkan niatku saat pak Peters meletakkan telunjuknya ke bibirku dan dengan tenang mengatakan “Shhh” dengan lembut, dengan suara yang ramah. Aku merasa itu bukan seperti mimpi. Semuanya begitu terperinci, aku masih mengenang semuanya dengan baik.
Tapi mustahil juga itu positif.

 Setelah tak bisa tidur semalaman, aku ingin mandi dan berniat sarapan. Aku mendengar lagi bunyi gaduh didinding pak Peters, tetapi kali ini terdengar lebih pelan, dan.. Lebih menyeramkan. Selesai mandi, aku kedapur buat sarapan. Aku mendapati materi-materi yang ku beli kemarin dikulkas. Ada beberapa liter susu, mentega dan daging asap. Untuk cereal, aku letakkan di lemari. Tapi setelah aku cek, tak ada cereal disana. Aku menyaksikan kesekeliling dapur, berharap aku secara tak sengaja salah menempatkannya. Sandra berdiri dan mendapatiku melakukan kalut mencari sekotak cereal tadi. “Sandra, apa kau melihat cereal?” Aku mengajukan pertanyaan padanya sambil selalu menggeledah lemari-lemari dapur.
“Tidakkah kau meletakkannya disini?” jawabnya
sambil menunjuk kawasan dimana saya dengan yakin
menempatkan cereal itu disana kemarin.“Ya, saya
bersumpah menaruhnya disana kemarin, namun kemana itu kini? Tolong beri tahu aku kalau kamu sudah mengambilnya” kataku. Sandra menyangkal tuduhanku. Dan sepertinya tak terlalu peduli tentang hilangnya cereal itu.
Apa yang terjadi? Pencuri masuk?
Nir. Apakah pencuri mencuri beberapa kotak cereal? Ya, sudahlah. Aku menjajal melewatkan insiden gila itu. “Aku kira beberapa kotak cereal itu memiliki sepasang kaki dan berlangsung keluar” gumamku. Seperti rencanaku sebelumnya, setelah Sandra pergi sedang pekerjaan , saya pergi ke kamar apartemen pasangan Whites dan mengetuk pintunya.

Aku disambut oleh pak Whites “Hey, nak. Apa kabarmu pagi ini?” Dia bertanya dengan gaya khasnya yang ramah. “ Hey pak White. Aku baik-baik saja, terima kasih. Tapi aku datang kesini ingin menanyakan seseorang. Apakah kamu sudah mendengar wacana tuan Peters?”tanyaku.
Tuan White mengerutkan dahi saat aku mengajukan pertanyaan
mengenai itu. “Ok, Maaf. Aku tak mengenalnya, Nak. Aku tidak tahu ihwal dia, siapa dia?” tanyanya. “Dia baru saja pindah ke kamar sebelah kalian. Aku
heran kalau kamu tidak tahu siapa dia. Kalian niscaya mulai tahu bila ada seseorang yg gres saja pindah ke
apartemen ini” kataku lagi. Pak White tersenyum dan berkata, “oke, kalian akan kesana dan melihatnya seandainya kamu mau.” Aku berfikir sejenak, dulu menerima tawarannya.

Aku dan pak Whites berjalan ke apartemen pak Peters, dan pak Whites mengetuk pintunya. Kami berdiri disana dua menit, yang ada
hanya kesunyian. Aku merasa aneh dengan tak
adanya jawaban dari dalam. Kami tidak mendengar
kericuhan bahkan bunyi apapun dari dalam ruangan. “Hmm.. Dia pasti tidur.” Tebak pak Whites. Aku rasa itu masuk nalar juga.“Baiklah, bagaimana bila kami tiba lagi nanti, dikala beliau telah bangun?” Aku mengajukan pertanyaan pada pak Whites dan ia menyepakati ajakanku dan mengatakan bahwa dia mulai memanggangkan kudapan manis pie untuk pak Peters. Lalu kita berpisah. Aku pulang ke kamar dan menjalani
hariku seperti biasa. Aku mengubah pakaianku, dan kemudian sarapan sebelum saya kembali ke kamar tuan Whites.
Aku membuka kulkas, kali ini saya tidak menemukan susu. Aku akan terasa terusik. Apakah Sandra melakukan mengerjaiku? Aku memutuskan bagi mengatakan padanya saat dia pulang nanti.
Setelah tamat sarapan dan membereskan rumah, saya
kembali lagi ke apartemen pak Whites. Aku mengetuk pintunya dan mendapati sesuatu yang tidak ku duga sama sekali. Ny. Whites membuka pintu, air mata mengalir di pipinya dan matanya merah. “Hello, Matt.” Sapanya disela tangisnya. Aku merasa heran, sehingga menanyakan padanya apa yang terjadi.“George yg malang, George sayangku.” katanya. Kini saya tahu, laki-laki yg aku dan Sandra kenal sebagai pak Whites, ternyata bernama depan Goerge. “Apa yg terjadi padanya?” tanyaku.“Dia pergi! Dia menghilang!” Ny. Whites berkata dengan tersedu-sedu. Pikiranku menyimpulkan satu kesimpulan; pak Peters.

“Ikuti saya sekarang” aku berkata pada Ny. Whites.
Aku langsung menuju ke apartemen pak Peters. Meninju pintunya “Pak Peters! Buka pintunya kini juga!”. Sekali lagi, tetap cuma kesunyian yang terdengar. Sangat sunyi dan sepi. Ny. White datang berlari menyusulku.“Kau telah mengundang polisi dan melaporkan wacana pak Whites?” aku bertanya. Dia mengangguk.“Mereka melakukan dalam perjalanan sekarang dan saya sudah menginformasikan apa yg telah terjadi. Sekarang, mengapa kau membuat kegaduhan disini? Siapa pak Peters?” Aku menerangkan seluruhnya padanya, parasnya tampakcemas.
Ny.White dan saya menanti polisi datang, tapi sebelum mereka datang, saya menyaksikan Sandra berlangsung dilorong.“Apa yang sedang terjadi?” Dia mengajukan pertanyaan pada kalian. Aku memberi tahu seluruhnya padanya. Dari beberapa galon susu yang hilang hingga hilangnya pak Whites. Lalu, kalian cuma saling berdiam diri, masih menunggu polisi tiba.
Polisi jadinya hingga ke apartemen, aku
menceritakan semuanya. Dua polisi itu saling pandang, dan mengetuk pintu, juga tak ada jawaban. Mereka pergi ke manajer gedung untuk mendapatkan gosip lebih, namun manajer gedung menyampaikan bahwa tak ada seseorang yang berjulukan Peters di apartemen. Kedua polisi dan manajer kembali ke apartemen membawa serta kunci master bersama mereka. Mereka membuka pintu. Ketika pintu terbuka, yang ada hanyalah 'kosong'. Itu cuma ruangan yg kosong.
Kami semua berjalan masuk, galau, apalagi lagi aku.

Kemudian, aku ingat satu. Aku berjalan ke dinding, dan mengetuknya dengan tinjuku. Ruangan berongga itu menjadikan bunyi. Aku memanggil siapa pun yg ada disitu, dan memperlihatkan fakta ihwal dinding yg berongga. Hal itu membuat kedua polisi itu bergerak lebih singkat. Polisi itu berdiskusi, dan kalian semua menunggu keputusan mereka. Akhirnya mereka menetapkan untuk meruntuhkan dinding tersebut, dahulu meminta sumbangan dari anggota polisi lainnya.

Singkatnya, beberapa polisi lainnya datang ke
apartemen buat segera menolong melaksanakan apa yang sudah menjadi keputusan mereka. Dan apa yang aku lihat kemudian mulai merubah hidupku selamanya. Itu ialah panorama yg sangat mengerikan. Pak Peters berbaring kalem disamping mayit pak Whites yg perutnya rusak parah dan hancur berserakan. Seolah-olah pak Peters menggunakan giginya buat menggigit dan mengunyah robekan besar diperut pak Whites, dan kemudian menggunakan jarinya mengaduk-ngaduknya isinya. Tapi ada bab yg lebih menyeramkan , ialah dalam perut yang terbuka itu, terdapat susu, cereal, dan darah. Ya, itu
barang-barangku yang hilang. Selain itu, tentu saja ada banyak darah. Darah pada segala bagian badan mereka berdua. Ny.White tidak tahan melihatnya, dia menjadi histeris, dan akan muntah. Beberapa dari polisi pun juga muntah. Bahkan saya juga merasa begitu, tapi saya tahan.

Sesuatu yang seram lainnya adalah senyumnya.
Senyum yang serupa seperti pertama kali aku
melihatnya, senyum yang membentang dari ujung
telinga sesuatu ke ujung telinga lainnya. Polisi mengambil senjatanya dan membidikkannya ke
arah pak Peters. Tapi, pak Peters cuma tersenyum dan memandang lurus kemataku. Tatapannya membuat bulu kudukku meremang. Dia berdiri dan melangkahi jenazah pak Whites, matanya tidak pernah lepas dariku. Senyumnya tetap sangat lebar. Polisi menenteng pak Peters keluar dari apartemen, dan
memborgolnya.

Mayat pak Whites pun dibawa keluar dari dinding berongga. Ny.White menangis sepanjang
jalan. Aku benar-benar prihatin padanya.
Aku melihat Sandra, tidak tahu apa yang mulai
kulakukan. Semua itu terjadi beberapa waktu dulu. Dan info terakhir yg kudengar wacana pak Peters adalah dia dijatuhi eksekusi mati.
Dan saya tekun mendatangi seorang terapis sehabis
menghadapi peristiwa yg sangat berat, aku
berkonsultasi seminggu sekali.

Perlu kau pahami, ketika aku sedang menulis tulisan
ini, ada seseorang diluar sana melakukan memperhatikanku. Jika kamu mendengar bunyi atau
kebisingan didinding atau diatapmu atau kamu
mendengar suara gaduh lainnya di rumahmu, kau
mungkin merasa tak butuhmemeriksanya, karna itu mungkin saja hanya suara-suara biasa. Tapi, sesudah insiden ini, saya tak mulai membiarkanku mendengar suara-suara yang seperti itu lagi. Jika saya mendengar, saya akan segera memeriksanya. Aku merasa sangat perlu berhati-hati kini. Aku masih paranoid.

Aku ingat suatu malam sekitar jam 3 pagi; saya mendengar suara gaduh di dapurku. Aku bangun
mirip yang terus kulakukan, namun kali ini berlawanan. Aku menyaksikan pak Peters tersenyum ke arah ku dalam
keremangan cahaya, giginya meneteskan mirip
cairan merah berlendir. Tapi dikala saya membangkitkan lampu, pak Peters telah lenyap entah kemana. Aku tidak tahu bagaimana ini mampu terjadi padaku. Aku tak percaya pada hal supranatural atau apapun, namun kini saya menyaksikan dia. Dia sekarang berdiri
disana, melihat ke arahku. Tersenyum dengan senyum yang menakutkan mirip biasa.
_SELESAI_
Label:

Posting Komentar

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget