Semakin hari kondisi Jeffry bukan malah makin membaik,justru keadaannya makin parah dan tak terkendalikan lagi. Hari harinya dihabiskannya didalam suatu ruangan besi yg terkunci sangat pertemuan. Ia terus meronta ronta seperti orang aneh yang mengamuk. Orang tuanya sungguh stres menghadapi ini segala. Tidak ada seorang dokter pun yg mengetahui apa penyebabnya. Suatu hari ayahnya baru sadar bahwa tiga bulan yang dulu ada seorang kakek yang mau mendonorkan darahnya kepada Jeffry karena waktu itu Jeffry kritis balasan kecelakaan motor. Makara kalau tidak ada orang yang mau mendonorkan darahnya kepadanya maka Jeffry akan mati. Apakah itu penyebabnya atau tak,itulah yg ingin diselidiki oleh ayah Jeffry.
Dengar dengar dongeng orang katanya kakek itu tinggal tidak jauh dari area pemakaman yang terletak dipinggir sungai. Akhirnya malam itu juga tepatnya pukul 8 malam si ayah pun pergi buat menemuinya. Di kayuhnya sepedanya sekuat tenaga dan beliau merasakan malam itu sangat dingin sekali.
Setibanya ia dipinggir sungai,ia menyaksikan sebuah gubuk tua yang terlihat sedikit reot diseberang tepi sungai. Nir ada perumahan disekelilingnya. Lampu yang ada didalamnya masih menyala. Nir salah lagi pasti itulah rumah si kakek itu. Sebelum ia menuju gubuk itu,tidak ada salahnya dia memperhatikan gerak gerik si kakek apalagi lalu. Dengan kondisi yang sedikit lembap,si ayah pun turun dari atas sepeda dan menyandarkan sepeda itu disebuah pohon dulu jongkok. Ia mengendap endap melalui semak semak sambil tiarap diatas tanah.
Tidak berapa lama beliau menyaksikan si kakek dari kejauhan tiba dari arah tempat pemakaman menuju gubuknya. Ada sesuatu benda berwarna putih diseret seretnya,tidak salah lagi itu ialah suatu goni. Bukan,bukan goni,melainkan terlihat mirip kain kafan. Apakah itu pocong? Sahih,benar sekali,itu ialah pocong dan ada sosok mayit didalamnya. Ya ampun,dengan seketika si ayah pun merinding melihatnya. Berarti kakek itu gres saja menggali suatu makam dan mengambil mayatnya. Lalu si kakek membukanya,ternyata mayat itu masih utuh. Sepertinya mayat itu baru saja dikuburkan oleh keluarganya.
Apa yang mulai dilakukannya? Si ayah selalu mengamatinya dengan hati hati sehingga sesekali dia menelan air liurnya dalam dalam. Dan sambil memukuli nyamuk yang hinggap ditubuhnya. Mayat itu digantung oleh si kakek diatas ranting pohon,dengan posisi kaki diatas dan kepala dibawah. Diambilnya pisau dan dengan sungguh hati hati dia menyayat nyayat dan menyembelih mayit itu dahulu mengambil sebuah selang panjang dan mengalirkan darahnya kedalam suatu plastik yang telah diletakkannya tepat dibawah mayat itu.
Ya Tuhan,untuk apa dia melaksanakan ini semua? Pikir si ayah. Mungkin sebab sangkin takutnya,secara tidak sengaja si ayah menyenggol sebuah batu dan jatuh kedalam air sungai. 'BYURRR..' si kakek terkejut dan menolehkan pandangannya kearah si ayah. Dan si ayah dengan langsung menundukkan kepalanya sempurna melekat ditanah. Sepertinya kakek itu sudah mengetahuinya. Karena dilihatnya,kakek itu tak ada lagi ditempatnya tadi dan mayit itu masih tetap tergantung. Si ayah pun ketakutan yang membuatnya keringat cuek. Ia berencana meninggalkan kawasan itu,dan dikala dia keluar dari persembunyiannya dan berbalik tubuh,kakek itu telah bangkit tepat didepannya. Mukanya terlihat marah. ''apa yang kau lakukan disini,ha?'' katanya sambil siap menusukkan pisau ke perut si ayah. ''ti tidak kek,tidak ada'' jawabnya gemetar.
Dengan spontan kakek itu melayangkan pisaunya kearahnya dan dengan cepat pula si ayah mengelak kemudian lari tunggang langgang. Sesampainya dirumah,si ayah menceritakan terhadap warga segala yang gres saja dilihatnya. Warga terheran heran,ternyata darah yang mengalir ditubuh Jeffry ialah darah mayat. Oleh alasannya itu Jeffry sangat bertingkah sangat asing. Warga pun menjadi geram dan ingin cepat cepat menghalau kakek itu,bila perlu membunuhnya. ''kita bakar saja gubuknya'' kata seorang warga yg dari tadi telah berkumpul ramai sambil membawa bawa obor. ''iya iya,kalian bakar saja,kalau perlu penduduknya juga mesti dibakar. sudah banyak keluarga kalian mati karena tingkahnya'' kata warga.
Akhirnya malam itu juga tepatnya pukul 11 malam,mereka beramai ramai mengunjungi gubuk kakek itu. Namun si kakek tak ada. Setelah membuka pintu gubuk,mereka mencium aroma wangi sungguh menyengat keluar dari dalam. Lalat lalat berhamburan dan memberikan terlalu banyak mayat yang sudah kelihatan membusuk dan lisut kekurangan darah. Mereka seluruh muntah muntah alasannya adalah tidak tahan. Lalu mereka membuka sebuah tong besar yang ada disamping gubuk dan alangkah terkejutnya mereka setelah melihat banyak gumpalan darah yg telah berbau bau.
Tidak pikir panjang,warga pun membakar gubuk itu. Setelah itu mereka berusaha mencari eksistensi kakek jahanam itu. Nir berapa usang datanglah seseorang pemuda misterius yang tak diketahui menghampiri mereka. Pemuda itu kelihatan sangat pucat dan loyo. Dia menyampaikan bahwa kakek itu bahu-membahu sudah usang meninggal. ''ya,ia sudah usang mati.. ia juga telah mencuri darah yg ada ditubuh kami'' kata cowok itu dengan bunyi yg kurang terang sambil menawarkan segala tubuhnya yg dipenuhi tusukan bekas selang. Dan segala warga tercengang ketakutan.
Posting Komentar