CSH - Seorang laki-laki colonel bernama Buck atau umumkerap lebih diketahui Colonel Buck menjalin kekerabatan dengan seorang pelayannya yg elok secara diam-diam.
Si pramusaji alhasil hamil dan kemudian melahirkan seorang bayi pria yg cacat. Karena tak besar lengan berkuasa menanggung himpitan biaya ekonomi seorang diri, dia meminta Colonel Buck bagi bertanggung jawab atas anaknya hasil biologis darinya.
Colonel Buck yg merasa dirinya terpojok menetapkan bagi menuduh si pramusaji ialah seorang penyihir, hal ini menciptakan si pelayan yang malang itu mesti dieksekusi dan dibakar di atas salib.
Anak laki-lakinya yg cacat itu dan telah agak berkembang besar, dulu melihat ibunya tewas terpanggang di hadapan depan matanya. Di ketika itu salah sesuatu kaki ibunya terlepas dan terjatuh, si anak segera menghapiri dan meraihnya serta membawanya pergi kabur untuk kemudian dikuburkan.
Setelah Bertahun-tahun kemudian berlalu, Colonel Buck meninggal dunia. Atas jasanya, didirikanlah sebuah watu nisan berbentuk tugu peringatan.
Namun Beberapa hari kemudian, secara ketaknormalan tiba-datang timbul gambar sebelah kaki di watu nisan kuburnya tersebut yang dimengerti selaku salah satu kaki si pramusaji yg dibakar.
Orang dahulu mengambil nisan tersebut dan beramai-ramai mengangkatnya lalu membuangnya ke maritim, namun secara tak terduga nisan itu kembali terdampar di pantai. Akhirnya kerikil nisan itu dihancurkan dan nisan barupun dibangun, tapi tanda yg sama kembali juga masih muncul.
Tanda itu katanya sekarang masih mampu dilihat sampai hari ini, sebagai tanda perlambang kesedihan dari seorang pelayan yang telah disia-siakan.
Baca Juga Cerita Lainnya :
Posting Komentar