Halloween Costume ideas 2015

Disini tempat bagi kamu yang bernyali besar karena konten-kontenya full dengan cerita misteri super horro

Beshi Sang Eksekutor Dari Arab Saudi

CSH - Qisas yakni ialah salah-sesuatu bentuk eksekusi dalam syariat Islam, yang mempunyai arti pelaku kejahatan mesti dibalas setimpal mirip dengan perbuatannya.

Kalau dia membunuh, maka hukumannya sendiri dibunuh, seandainya dia memotong bab anggota tubuh korbannya, maka anggota dari badan si penjahat itu juga mesti diiris.

Di Arab Saudi, nama Beshi cukup sangat terkenal. Maklum saja, pria yang kini sudah berusia sekitar 50 tahun ini yakni ialah seorang algojo atau eksekutor yg andal dipekerjakan secara khusus oleh pemerintah Arab Saudi.

Beshi telah direkrut jadi eksekutor semenjak tahun 1998, mengaku besar hati dengan pekerjaannya yang telah dijalaninya itu. Bukan hal yang menakutkan lagi baginya meskipun dia harus mengerjakan perintah memenggal kepala para terpidana mati, tak terkecuali juga dengan wanita.

“Saya memang menentang kekerasan kepada wanita. Namun, seandainya seluruh perintah (pemenggalan) datangnya dari Tuhan, aku harus melaksanakannya. Saya besar hati dapat melakukan pekerjaan buat Tuhan,” ujar Beshi seperti yg dikutip dari harian Arab News.

Berdasarkan syariat aturan Islam yang berlaku di Arab Saudi, eksekusi mati ini memang layak diberlakukan bagi untuk seorang pembunuh, penyelundup narkoba,  pemerkosa, perampokan bersenjata ilegal dan pengguna narkoba.

Selain diminta buat memenggal kepala tahanan terpidana mati, tidak jarang juga Beshi untuk diminta menembak mati tahanan perempuan. “Semua tergantung usul. Kadang mereka menyuruh saya memakai pedang, tidak jarang pula dengan senjata api. Namun, kadang-tidak jarang saya menggunakan pedang,” ujarnya.

Ketika diwawancarai, Beshi dikala itu masih melakukan pekerjaan selaku eksekutor di penjara Taif. Di antara tugasnya di sana, dia apalagi dahulu harus memborgol dan menutup mata tahanan yg menghadapi hukuman mati. Pernah, dalam waktu sehari dia memenggal 10 kepala terpidana mati.

Betapapun kuatnya mental Beshi, toh beliau mengakui bahwa saat saat pertama kali menjadi eksekutor di Jeddah, ia juga merasa sungguh nervous. Pasalnya, pada saat itu banyak orang yg datang buat menyaksikan hukuman itu. Namun, Beshi sekarang sudah mampu menangani “demam panggung”-nya.

“Tahanan dikala itu diikat dan ditutup matanya. Dengan sekali babat pakai pedang, saya memisahkan kepalanya, yang jatuh menggelundung dua meter jauhnya,” kenang Beshi perihal pemenggalan pertama kali yang dilakukannya.

Kala itu, banyak para saksi yang muntah usai melihat dari pemenggalan tersebut. Beshi mengaku tak memahami mengapa mereka ikut menyaksikan “penjagalan” kalau tidak tahan melihatnya.

Meskipun ia diketahui menjadi penjagal kelas wahid di negaranya, Beshi menyebut tidak ada orang yang takut dengan dirinya. “Saya tetap mempunyai banyak kerabat dan sahabat, terutama di masjid. Saya juga mempunyai kehidupan normal mirip kebanyakan orang. Nir ada duduk masalah dengan kehidupan sosial aku,” tegasnya.

Pedang yang digunakannya sendiri yaitu hadiah dari pemerintah Arab Saudi. Tak lupa ia senantiasa mengasah mata pedang tersebut agar tetap terjaga ketajamannya. Bahkan anak-anaknya senantiasa membantunya buat membersihkannya.

“Poly orang terkesan dengan ketajaman pedang ini, yg bisa memisahkan kepala dari badan,” ujar Beshi secara blak-blakan.

Beshi tak ingin mengungkapkan berapa beliau digaji oleh  pemerintah Arab Saudi, sebagai eksekutor sebab hal itu ialah salah satu komitmen yg harus bagi  dirahasiakan. Namun, Beshi menekankan bahwa honor tidaklah utama. “Saya sudah sangat bangga mampu menjalankan perintah Tuhan,” tandasnya.

Meskipun begitu, Beshi menyebutkan buat harga sebuah pedang yang umum beliau gunakan  sekitar 20.000 Riyal (Kalau dirupiahkan Mungkin sekitar Rp 56 juta).

Sebelum sedang tugasnya eksekusinya, Beshi selalu menemui keluarga dari korban kejahatan, dan meminta biar mereka buat memaafkan si terpidana. Dan saat Beshi berada di daerah eksekusi, sesuatu-satunya pembicaraan Beshi dengan terpidana hanyalah undangan Beshi supaya si terpidana terus membacakan kalimat syahadat hingga detik-detik terakhir sebelum ia dipenggal.

“Ketika masuk ke dalam ruang hukuman, ketekunan para tahanan seolah menjadi runtuh. Lalu saya membaca perintah hukuman dan begitu ada tanda, saya menebas kepala terpidana,” katanya.

Sebagai senior di bidang “penjagalan”, Beshi juga diminta buat merencanakan generasi penerusnya. Ia bahkan kini tengah melatih anak laki-lakinya berjulukan Musaed buat menjadi seorang eksekutor yang mahir.

“Saya berhasil melatih anak aku sebagai seorang eksekutor. Ia menerimanya, dan bahkan telah terpilih untuk menggantikan aku suatu ketika,” ujar Beshi gembira.

Biasanya pertama kali latihan yg dijalankannya adalah bagaimana tata cara memegang pedang dengan benar dan kawasan di mana mengayunkan arah mata pedang ke sasaran. Tak jarang ia juga harus melaksanakan amputasi tangan atau kaki yg terpidana terbukti mencuri.

“Saya biasa memakai pisau khusus yang sangat tajam bagi amputasi itu, bukan pedang. Ketika mengiris, aku memulainya dari tulang sendi semoga mudah,” ujarnya.

Meskipun tugasnya dapat dianggap rada “seram”, toh Beshi juga mempunyai kehidupan yang normal. Ayah yang dikaruniai tujuh anak ini mengaku selaku sosok pria rumahan dan penyayang. Ketika waktu dahulu ditunjuk oleh pemerintah Saudi sebagai eksekutor, Beshi dikala itu telah menikah.

Beruntung sang istri dirumah tak mempermasalahkan akan pilihan profesinya. “Ia hanya menyuruh saya bagi senantiasa berhati-hati sebelum melibatkan diri,” ujarnya.


Walau demikian, Beshi masih bisa bersyukur,karena istrinya tidak takut dengan dirinya karena profesinya. “Keluarga saya sarat kasih sayang dan cinta. Mereka tidak takut meskipun aku baru pulang dari hukuman. Bahkan mereka membantu saya membersihkan pedang,” tuturnya.

  Baca Juga Cerita Lainnya :


Posting Komentar

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget